Minggu, 06 Juni 2010

Sejarah Nama Bangsa Israel

Sejarah Nama Bangsa Israel

Mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan nama Israel. Terutama setelah penyerangan besar-besaran. Sebenarnya siapa bangsa Israel itu?

Nama Yahudi barangkali diambil dari Yehuda. Yehuda adalah salah seorang putra nabi Yakub (Kejadian 29: 22) yang kemudian hari dijadikan nama salah satu kerajaan Israel yang pecah menjadi dua, setelah Solomon (Sulaiman) meninggal (1 Raja-Raja 12). Sedangkan nama Israel adalah nama yang diberikan Tuhan kepada Yakub, setelah Yakub memenangkan pergulatan melawan Tuhan (Kejadian 32:28). Karena dosa-dosanya yang sudah tidak termaafkan lagi, bangsa Israel ini dihukum oleh Tuhan dengan menghancurkan kerajaan yang mereka miliki (2 Raja-Raja 17:7-23).

Bangsa Yahudi sangat terobsesi oleh kitab suci mereka, bahwa hanya merekalah satu-satunya bangsa yang dipilih oleh Tuhan untuk menguasai dunia ini. Bukankah Tuhan juga yang menyatakan kepada nenek moyang mereka Ibrahim, bahwa dari keturunan Ibrahimlah Tuhan akan menurunkan raja-raja didunia ini. Bagi mereka, keturunan Ibrahim hanyalah anak cucu yang lahir dari Sarah, isteri pertama Ibrahim, sehingga keberadaan Ismael anak sulung Ibrahim dari Hajar, dianggap tidak ada. Atas kecongkakkan dan kesombongan ini, Tuhan murka kepada bani Israel. Beratus-ratus tahun mereka menjadi warga negara kelas kambing yang tertindas di negeri Firaun. Setelah Musa berhasil membawa mereka keluar dari Mesir, bangsa Israel sempat mempunyai kerajaan yang dibangun oleh Daud dan mencapai masa keemasannya ditangan Solomon. Kerajaan yang kemudian pecah menjadi dua karena intrik anak-anak Solomon, lalu menjadi lemah dan akhirnya mereka dijajah oleh Firaun Nekho (2 Raja-Raja 23:31-35). Diusir sebagai orang buangan oleh Nebukadnezar bangsa Babilonia (2 Raja-Raja 25:1-21). Dijajah oleh Romawi. Dimusnahkan oleh Nazi, Jerman. Kesemuanya itu adalah hukuman Tuhan, kepada bangsa yang oleh Yesus (Isa al Masih) disebut sebagai keturunan bangsa ular beludak (Matius 23:33). Hukuman tersebut tidak membuat mereka jera, dan bertobat. Malah menjadikan dendam kesumat dihati bangsa ini untuk melawan Tuhan, Allah Maha Pencipta.

Kecongkakkan mereka dengan menganggap diri sebagai bangsa pilihan Tuhan satu-satunya yang berhak memerintah dunia ini, membuat mereka dengan sombongnya bersumpah, untuk memerangi agama lain selain agama mereka dengan segala cara, persis ketika Iblis bersumpah kepada Tuhan untuk memperdayai anak cucu Adam, sampai dunia kiamat nanti. Tuhanpun memperingatkan ummat Islam, melalui Al-Quran untuk berhati-hati terhadap tipu daya Yahudi ini.

Pegangan mereka adalah kitab Talmud. Yang merupakan kitab setan, karena sangat jauh menyimpang, bahkan mungkin bertolak belakang dengan ajaran Taurat.

Nabi Daud AS, yang juga raja, menaklukkan bukit Zion yang merupakan benteng dari kaum Yabus. Nabi Daud AS tinggal di benteng itu dan diberinya nama: “bandar Daud” (Samuel II 5:7-9)

Sejak itu maka Zion menjadi tempat suci, dikeramatkan orang-orang Yahudi yang mereka percayai bahwa Tuhan tinggal di tempat itu: “Indahkanlah suaramu untuk Tuhan Yang menetap di Zion” (Mazmur 9:11).

Zionisme ialah gerakan orang-orang Yahudi yang bersifat ideologis untuk menetap di Palestina, yakni di bukit Zion dan sekitarnya. Walaupun Nabi Musa AS tidak sampai pernah menginjakkan kaki beliau di sana, namun orang-orang Yahudi menganggap Nabi Musa AS adalah pemimpin pertama kaum Zionis.

Untuk mencapai cita-citanya, Zionisme membangkitkan fanatisme kebangsaan (keyahudian), keagamaan dengan mempergunakan cara kekerasan untuk sampai kepada tujuannya. Zionisme memakai beberapa tipudaya untuk mengurangi dan menghilangkan sama sekali penggunaan kata “Palestina”, yakni mengganti dengan perkataan-perkataan lain yang berkaitan dengan sejarah bangsa Yahudi di negeri itu. Digunakanlah nama “Israel” untuk negara yang telah didirikan oleh mereka, sebab Zionisme di Palestina identik dengan kekerasan, kezaliman dan kehancuran. Kaum Zionis mengambil nama Israel adalah untuk siasat guna mengelabui dan menipu publik, bahwa negara Israel itu tidak akan menggunakan cara-cara yang biasa digunakan oleh kaum Zionis. Pada hal dalam hakikatnya secra substansial tidaklah ada perbedaan sama sekali antara Israel dengan Zionisme. Israel sendiri berasal dari dua kata, isra mempunyai arti hamba, dan ell berarti Allah.

Secara substansial protokol Zionisme adalah suatu konspirasi jahat terhadap kemanusiaan. Protokol berarti pernyataan jika dinisbatkan kepada para konseptornya, dan berarti laporan yang diterima serta didukung sebagai suatu keputusan jika dikaitkan pada muktamar di Bale, Switzerland, tahun 1897, yang diprakarsai oleh Teodor Herzl.

Protokol-protokol itu yang sebagai dokumen rahasia disimpan di tempat rahasia, namun beberapa diantaranya dibocorkan oleh seorang nyonya berkebangsaan Perancis yang beragama Kristen dalam tahun 1901. Dalam perjumpaan nyonya itu dengan seorang pemimpin teras Zionis di rumah rahasia golongan Mesonik di Paris, nyonya itu sempat melihat sebagian dari protokol-protokol itu. Nyonya itu sangat trperanjat setelah membaca isinya. Ia berhasil mencuri sebagian dari dokumen rahasia itu, yang disampaikannya kepada Alex Nikola Nivieh, ketua dinas rahasia Kekaisaran Rusia Timur.

Sebagian kecil dari protokol-protokol Zionisme itu akan disampaikan seperti berikut:

  1. Manusia terbagi atas dua bagian, yaitu Yahudi dan non-Yahudi yang disebut Joyeem, atau Umami. Jiwa-jiwa Yahudi dicipta dari jiwa Tuhan, hanya mereka sajalah anak-anak Tuhan yang suci-murni. Kaum Umami berasal-usul dari syaithan, dan tujuan penciptan Umami ini untuk berkhidmat kepada kaum Yahudi. Jadi kaum Yahudi merupakan pokok dari anasir kemanusiaan sedangkan kaum Umami adalah sebagai budak Yahudi. Kaum Yahudi boleh mencuri bahkan merampas harta benda kaum Umami, boleh menipu mereka, berbohong kepada mereka, boleh menganiaya, boleh membunuh serta memperkosa mereka. Sesungguhnya tabiat asli kaum Yahudi ini bukan hanya ada disebutkan dalam protokol dokumen rahasia Zionis tersebut, melainkan ini adalah warisan turun temurun sejak cucu Nabi Ibrahim AS dari jalur Nabi Ishaq AS ini mulai mengalami dekadensi (baca: busuk ke dalam), yaitu sepeninggal Nabi Sulaiman AS. Ini diungkap dalam Al Quran (transliterasi huruf demi huruf): QALWA LYS ‘ALYNA FY ALAMYN SBYL (S. AL ‘AMRAN, 75), dibaca: qa-lu- laysa ‘alayna- fil ummiyyi-na sabi-l (s. ali ‘imra-n), artinya: mereka berkata tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi (3:75).
  2. Protokol Zionisme tentang faham jiwa-jiwa Yahudi dicipta dari jiwa Tuhan, hanya mereka sajalah anak-anak Tuhan yang suci-murni, sangatlah menyimpang dari syari’at yang dibawakan oleh Nabi Musa AS. Mereka yang menyimpang inilah yang dimaksud dengan almaghdhu-b, artinya yang dimurkai dalam Surah Al Fa-tihah ayat 7.
  3. Protokol-protokol Zionisme itu merancang juklatnya dengan menye-barkan faham-faham yang bermacam-macam. Faham yang mereka tebarkan berbeda dari masa ke masa. Suatu waktu mempublikasikan sekularisme kapitalisme, suatu waktu menebar atheisme komunisme, suatu waktu berse-lubung agnostik sosialisme. Untuk menebarkan pengaruh internasional, protokol-protokol itu antara lain berisikan perencanaan keuangan bagi kerajaan Yahudi Internasional yang menyangkut mata uang, pinjaman-pinjaman, dan bursa. Media surat kabar adalah salah satu kekuatan besar dan melalui jalan ini akan dapat memimpin dunia. Manusia akan lebih mudah ditundukkan dengan bencana kemiskinan daripada ditundukkan oleh undang-undang.

Pada tahun 1902 dokumen rahasia Zionis itu diterbitkan dalam bentuk buku berbahasa Rusia oleh Prof. Nilus dengan judul ‘PROTOKOLAT ZIONISME’. Dalam kata pengantarnya Prof. Nilus berseru kepada bangsanya agar berhati-hati akan satu bahaya yang belum terjadi. Dengan seruan itu terbongkarlah niat jahat Yahudi, dan hura-hura pun tak bisa dikendalikan lagi, dimana saat itu telah terbantai lebih kurang 10.000 orang Yahudi. Theodor Herzl, tokoh Zionis Internasional berteriak geram atas terbongkarnya Protokolat mereka yang amat rahasia itu, karena tercuri dari pusat penyim-panannya yang dirahasiakan, dan penyebar-luasannya sebelum saatnya akan membawa bencana. Peristiwa pembantaian atas orang-orang Yahudi itu mereka rahasiakan. Lalu mereka ber-gegas membeli dan memborong habis semua buku itu dari toko-toko buku. Untuk itu, mereka tidak segan-segan membuang beaya apa saja yang ada, seperti ; emas, perak, wanita, dan sarana apa saja, asal naskah-naskah itu bisa disita oleh mereka.

Mereka menggunakan semua pengaruhnya di Inggris, supaya Inggris mau menekan Rusia untuk menghentikan pembantaian terhadap orang-orang Yahudi di sana. Semua itu bisa terlaksana setelah usaha yang amat berat.

Pada tahun 1905 kembali Prof. Nilus mencetak ulang buku itu dengan amat cepat dan mengherankan. Pada tahun 1917 kembali dicetak lagi, akan tetapi para pendukung Bolshvic menyita buku protokolat itu dan melarangnya sampai saat ini. Namun sebuah naskah lolos dari Rusia dan diselun-dupkan ke Inggris oleh seorang wartawan surat kabar Inggris ‘The Morning Post’ yang bernama Victor E.Mars dan dalam usahanya memuat berita revolusi Rusia. Ia segera mencarinya di perpustakaan Inggris, maka didapatinya estimasi tentang akan terjadinya revolusi komunis. Ini sebelum lima belas tahun terjadi, yakni di tahun 1901. Kemudian wartawan itu menterjemahkan Protokolat Zionis itu ke dalam bahasa Inggris dan dicetak pada tahun 1912.

Hingga kini tidak ada satu pun penerbit di Inggris yang berani mencetak Protokolat Zionis itu, karena kuatnya pengaruh mereka di sana. Demikian pula terjadi di Amerika. Kemudian buku itu muncul dicetak di Jerman pada tahun 1919 dan tersebar luas ke beberapa negara. Akhirnya buku itu diterjemah-kan ke dalam bahasa Arab, antara lain oleh Muhammad Khalifah At-Tunisi dan dimuat dalam majalah Mimbarusy-Syarq tahun 1950. Perlu diketahui, bahwa tidak ada orang yang berani mempublikasikan Protokolat itu, kecuali ia berani menghadapi tantangan dan kritik pedas pada koran-koran mereka, sebagaimana yang dialami oleh penerjemah ke dalam bahasa Arab yang dikecam dalam dua koran berbahasa Perancis yang terbit di Mesir.

Setelah melalui proses yang amat panjang akhirnya pada 14 Mei 1948 silam, kaum Yahudi memproklamirkan berdirinya negara Israel. Dengan kemerdekaan ini, cita-cita orang orang Yahudi yang tersebar di berbagai belahan dunia untuk mendirikan negara sendiri, tercapai. Mereka berhasil melaksanakan “amanat” yang disampaikan Theodore Herzl dalam tulisannya Der Judenstaat (Negara Yahudi) sejak 1896. Tidaklah mengherankan jika di tengah-tengah negara-negara Timur Tengah yang mayoritas menganut agama Islam, ada sekelompok manusia yang berkebudayaan dan bergaya hidup Barat. Mereka adalah para imigran Yahudi yang didatangkan dari berbagai negara di dunia karena mengalami pembantaian oleh penguasa setempat.

Sejak awal Israel sudah tidak diterima kehadirannya di Palestina, bahkan di daerah mana pun mereka berada. Karena merasa memiliki keterikatan historis dengan Palestina, akhirnya mereka berbondong-bondong datang ke Palestina. Imigrasi besar-besaran kaum Yahudi ini terjadi sejak akhir tahun 1700-an. Akibat pembantaian diderita, maka mereka merasa harus mencari tempat yang aman untuk ditempati. Oleh Inggris mereka ditawarkan untuk memilih kawasan Argentina, Uganda, atau Palestina untuk ditempati, tapi Herzl lebih memilih Palestina.

Herzl adalah The Founding Father of Zionism. Dia menggunakan zionisme sebagai kendaraan politiknya dalam merebut Palestina. Kemampuannya dalam melobi para penguasa dunia tidak diragukan lagi. Sederetan orang-orang terkenal di dunia seperti Paus Roma, Kaisar Wilhelm Jerman, Ratu Victoria Inggris, dan Sultan Turki di Istambul telah ditaklukkannya. Zionisme adalah otak dalam perebutan wilayah Palestina dan serangkaian pembantaian yang dilakukan Yahudi.

Dengan berdatangannya bangsa Yahudi ke Palestina secara besar-besaran, menyebabkan kemarahan besar penduduk Palestina. Gelombang pertama imigrasi Yahudi terjadi pada tahun 1882 hingga 1903. Ketika itu sebanyak 25.000 orang Yahudi berhasil dipindahkan ke Palestina. Mulailah terjadi perampasan tanah milik penduduk Palestina oleh pendatang Yahudi. Bentrokan pun tidak dapat dapat dihindari. Kemudian gelombang kedua pun berlanjut pada tahun 1904 hingga 1914. Pada masa inilah, perlawanan sporadis bangsa Palestina mulai merebak.

Berdasarkan hasil perjanjian Sykes Picot tahun 1915 yang secara rahasia dan sepihak telah menempatkan Palestina berada di bawah kekuasaan Inggris. Dengan berlakunya sistem mandat atas Palestina, Inggris membuka pintu lebar-lebar untuk para imigran Yahudi dan hal ini memancing protes keras bangsa Palestina.

Aksi Inggris selanjutnya adalah memberikan persetujuannya melalui Deklarasi Balfour pada tahun 1917 agar Yahudi mempunyai tempat tinggal di Palestina. John Norton More dalam bukunya The Arab-Israeli Conflict mengatakan bahwa Deklarasi Balfour telah menina-bobokan penguasa Arab terhadap pengkhiatan Inggris yang menyerahkan Palestina kepada Zionis.

Pada tahun 1947 mandat Inggris atas Palestina berakhir dan PBB mengambil alih kekuasaan. Resolusi DK PBB No. 181 (II) tanggal 29 November 1947 membagi Palestina menjadi tiga bagian. Hal ini mendapat protes keras dari penduduk Palestina. Mereka menggelar demonstrasi besar-besaran menentang kebijakan PBB ini. Lain halnya yang dilakukan dengan bangsa Yahudi. Dengan suka cita mereka mengadakan perayaan atas kemenangan besar ini. Bantuan dari beberapa negara Arab dalam bentuk persenjataan perang mengalir ke Palestina. Saat itu pula menyusul pembubaran gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir dan pembunuhan terhadap Hasan al-Banna yang banyak berperan dalam membela Palestina dari cengkraman Israel.

Apa yang dilakukan Yahudi dalam merebut Palestina tidaklah terlepas dari dukungan Inggris dan Amerika. Berkat dua negara besar inilah akhirnya Yahudi dapat menduduki Palestina secara paksa walaupun proses yang harus dilalui begitu panjang dan sulit. Palestina menjadi negara yang tercabik-cabik selama 30 tahun pendudukan Inggris. Sejak 1918 hingga 1948, sekitar 600.000 orang Yahudi diperbolehkan menempati wilayah Palestina. Penjara-penjara dan kamp-kamp konsentrasi selalu dipadati penduduk Palestina akibat pemberontakan yang mereka lakukan dalam melawan kekejaman Israel.

Tahun 1956, Gurun Sinai dan Jalur Gaza dikuasai Israel, setelah gerakan Islam di kawasan Arab dipukul dan Abdul Qadir Audah, Muhammad Firgholi, dan Yusuf Thol’at yang terlibat langsung dalam peperangan dengan Yahudi di Palestina dihukum mati oleh rezim Mesir. Dan pada tahun 1967, semua kawasan Palestina jatuh ke tangan Israel. Peristiwa itu terjadi setelah penggempuran terhadap Gerakan Islam dan hukuman gantung terhadap Sayyid Qutb yang amat ditakuti kaum Yahudi. Tahun 1977, terjadi serangan terhadap Libanon dan perjanjian Camp David yang disponsori oleh mendiang Anwar Sadat dari Mesir

Akhirnya pada Desember 1987, perjuangan rakyat Palestina terhimpun dalam satu kekuatan setelah sekian lama melakukan perlawanan secara sporadis terhadap Israel. Gerakan Intifadhah telah menyatukan solidaritas rakyat Palestina. Intifadhah merupakan aksi pemberontakan massal yang didukung massa dalam jumlah terbesar sejak tahun 1930-an. Sifat perlawanan ini radikal revolusioner dalam bentuk aksi massal rakyat sipil.

Adanya kehendak kolektif untuk memberontak sudah tidak dapat ditahan lagi. Untuk tetap bertahan dalam skema transformasi masyarakat yang menghindari aksi kekerasan, maka atas prakarsa Syekh Ahmad Yassin dibentuklah HAMAS (Harakah al-Muqawwah al-Islamiyah) pada bulan Januari 1988, sebagai wadah aspirasi rakyat Palestina yang bertujuan mengusir Israel dari Palestina, mendirikan negara Islam Palestina, dan memelihara kesucian Masjid Al-Aqsha. HAMAS merupakan “anak” dari Ikhwanul Muslimin karena para anggotanya berasal dari para pengikut gerakan Ikhwanul Muslimin. Perlawanan terhadap Israel semakin gencar dilakukan dan mengakibatkan kerugian material bagi Israel berupa kehancuran pertumbuhan ekonomi, penurunan produksi industri dan pertanian, serta penurunan investasi. Kerugian lainnya yaitu hilangnya ketenangan dan rasa aman bangsa Israel.

Tidak ada manipulasi sejarah yang lebih dahsyat dari pada yang dilakukan kaum Zionis terhadap bangsa Palestina. Kongres Zionis I di Basle merupakan titik balik dari sejarah usaha perampasan tanah Palestina dari bangsa Arab. Namun hebatnya, para perampas ini tidak dianggap sebagai ”perampok” tetapi malahan dipuja sebagai ”pahlawan” dan bangsa Arab yang melawannya dianggap sebagai ”teroris” dan penjahat yang perlu dihancurkan.

Salah satu kunci untuk memahami semua ini ialah karena sejak Kongres I kaum Zionis sudah mengerti kunci perjuangan abad XX yakni: diplomasi, lobi, dan penguasaan media massa. Herzl sebagai seorang wartawan yang berpengalaman dengan tangkas memanfaatkan tiga senjata andal dalam perjuangan politik abad modern ini. Sejak Kongres I, dia sangat rajin melobi para pembesar di Eropa, mendekati wartawan, dan melancarkan diplomasi ke berbagai negara. Hasilnya sungguh luar biasa. Zionisme lantas diterima sebagai gerakan politik yang sah bagi usaha merampas tanah Palestina untuk bangsa Yahudi.

Tokoh-tokoh Yahudi banyak terjun ke media massa, terutama koran dan industri film. Hollywood misalnya didirikan oleh Adolf Zuckjor bersaudara dan Samuel-Goldwyn-Meyer (MGM). Dengan dominasi yang luar biasa ini, mereka berhasil mengubah bangsa Palestina yang sebenarnya adalah korban kaum Zionis menjadi pihak ”penjahat”.

Apakah anda tau siapa yang menguasai kantor-kantor berita seperti Reuter, Assosiated Press, United Press International, surat kabar Times dan jaringan telivisi terkenal dunia serta perusahaan film di Holywood? Semuanya adalah bangsa Yahudi. Reuter didirikan oleh Yahudi Jerman, Julius Paul Reuter yang bernama asli Israel Beer Josaphat. Melalui jaringan informasi dan media komunikasi massa inilah mereka menciptakan image negatif terhadap Islam, seperti Islam Fundamentalis, Islam Teroris, dan lain sebagainya. Demikian gencarnya propaganda ini, sampai-sampai orang Islam sendiri ada yang phobi Islam.

Edward Said, dalam bukunya Blaming The Victims secara jitu mengungkapkan bagaimana media massa Amerika menciptakan gambaran negatif bangsa Palestina. Sekitar 25 persen wartawan di Washington dan New York adalah Yahudi, sebaliknya hampir tidak ada koran atau TV Amerika terkemuka yang mempunyai wartawan Arab atau Muslim. Kondisi ini berbeda dengan media Eropa yang meskipun dalam jumlah terbatas masih memiliki wartawan Arab atau muslim. Dengan demikian laporan tentang Palestina di media Eropa secara umum lebih ”fair” daripada media Amerika.

Edward Said yang terkenal dengan bukunya Orientalism (Verso 1978), menguraikan apa yang dilakukan kaum Zionis terhadap bangsa Palestina merupakan praktik kaum Orientalis yang sangat nyata. Pertama, sejarah ditulis ulang, yakni Palestina sebelum berdirnya Israel ialah: wilayah tanpa bangsa untuk bangsa yang tidak mempunyai tanah air. Kedua, bangsa Palestina yang menjadi korban dikesankan sebagai bangsa biadab yang jadi penjahat. Ketiga, tanah Palestina hanya bisa makmur setelah kaum Zionis beremigrasi ke sana.

Sejarah Konflik PALESTINA GAZA

Sejarah Konflik PALESTINA GAZA


Pada tanggal 1 Januari 2009 ini serangan rezim zionis Israel ke Gaza atas bangsa Palestina sudah berlangsung 5 hari (27 Desember 2008). Ratusan orang sipil Palestina tewas menggenaskan, sedangkan ratusan lainnya luka-luka. Kutukan atas serangan tersebut berdatangan dari berbagai negara, namun sayangnya Amerika Serikat ternyata mem-veto resolusi PBB atas serangan Israel ke Gaza tersebut

Konflik Palestina – Israel menurut sejarah sudah 31 tahun ketika pada tahun 1967 Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syria dan berhasil merebut Sinai dan Jalur Gaza (Mesir), dataran tinggi Golan (Syria), Tepi Barat dan Yerussalem (Yordania).. Sampai sekarang perdamaian sepertinya jauh dari harapan. Ditambah lagi terjadi ketidaksepakatan tentang masa depan Palestina dan hubungannya dengan Israel di antara faksi-faksi di Palestina sendiri. Tulisan ini dimaksudkan sebagai pengingat sekaligus upaya membuka pemahaman kita mengenai latar belakang sejarah sebab terjadinya konflik ini.

2000 SM – 1500 SM

Istri Nabi Ibrahim A.s., Siti Hajar mempunyai anak Nabi Ismail A.s. (bapaknya bangsa Arab) dan Siti Sarah mempunyai anak Nabi Ishak A.s. yang kemudian mempunyai anak Nabi Ya’qub A.s. alias Israel (Israil, Qur’an). Anak keturunannya disebut Bani Israel sebanyak 7 (tujuh) orang. Salah satunya bernama Nabi Yusuf A.s. yang ketika kecil dibuang oleh saudara-saudaranya yang dengki kepadanya. Nasibnya yang baik membawanya ke tanah Mesir dan kemudian dia menjadi bendahara kerajaan Mesir. Ketika masa paceklik, Nabi Ya’qub A.s. beserta saudara-saudara Yusuf bermigrasi ke Mesir. Populasi anak keturunan Israel (Nabi Ya’qub A.s.) membesar.

1550 SM – 1200 SM

Politik di Mesir berubah. Bangsa Israel dianggap sebagai masalah bagi negara Mesir. Banyak dari bangsa Israel yang lebih pintar dari orang asli Mesir dan menguasai perekonomian. Oleh pemerintah Firaun bangsa Israel diturunkan statusnya menjadi budak.

1200 SM – 1100 SM

Nabi Musa A.s. memimpin bangsa Israel meninggalkan Mesir, mengembara di gurun Sinai menuju tanah yang dijanjikan, asalkan mereka taat kepada Allah Swt – dikenal dengan cerita Nabi Musa A.s. membelah laut ketika bersama dengan bangsa Israel dikejar-kejar oleh tentara Mesir menyeberangi Laut Merah. Namun saat mereka diperintah untuk memasuki tanah Filistin (Palestina), mereka membandel dan berkata: “Hai, Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi ada orang yang gagah perkasa di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Rabbmu (Tuhanmu), dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.” (QS 5:24)

Akibatnya mereka dikutuk oleh Allah Swt dan hanya berputar-putar saja di sekitar Palestina. Belakangan agama yang dibawa Nabi Musa A.s. disebut Yahudi – menurut salah satu marga dari bangsa Israel yang paling banyak keturunannya, yakni Yehuda, dan akhirnya bangsa Israil – tanpa memandang warga negara atau tanah airnya – disebut juga orang-orang Yahudi.

1000 SM – 922 SM

Nabi Daud A.s. (anak Nabi Musa A.s.) mengalahkan Goliath (Jalut, Qur’an) dari Filistin. Palestina berhasil direbut dan Daud dijadikan raja. Wilayah kerajaannya membentang dari tepi sungai Nil hingga sungai Efrat di Iraq. Sekarang ini Yahudi tetap memimpikan kembali kebesaran Israel Raya seperti yang dipimpin raja Daud. Bendera Israel adalah dua garis biru (sungai Nil dan Eufrat) dan Bintang Daud. Kepemimpinan Daud A.s. diteruskan oleh anaknya Nabi Sulaiman A.s. dan Masjidil Aqsa pun dibangun.

922 SM – 800 SM

Sepeninggal Sulaiman A.s., Israel dilanda perang saudara yang berlarut-larut, hingga akhirnya kerajaan itu terbelah menjadi dua, yakni bagian Utara bernama Israel beribukota Samaria dan Selatan bernama Yehuda beribukota Yerusalem.

800 SM – 600 SM

Karena kerajaan Israel sudah terlalu durhaka kepada Allah Swt maka kerajaan tersebut dihancurkan oleh Allah Swt melalui penyerangan kerajaan Asyiria.

“Sesungguhnya Kami telah mengambil kembali perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak diingini hawa nafsu mereka, maka sebagian rasul-rasul itu mereka dustakan atau mereka bunuh.” (QS 5:70)

Hal ini juga bisa dibaca di Injil (Bible) pada Kitab Raja-raja ke-1 14:15 dan Kitab Raja-raja ke-2 17:18.

600 SM – 500 SM

Kerajaan Yehuda dihancurkan lewat tangan Nebukadnezar dari Babylonia. Dalam Injil Kitab Raja-raja ke-2 23:27 dinyatakan bahwa mereka tidak mempunyai hak lagi atas Yerusalem. Mereka diusir dari Yerusalem dan dipenjara di Babylonia.

500 SM – 400 SM

Cyrus Persia meruntuhkan Babylonia dan mengijinkan bangsa Israel kembali ke Yerusalem.

330 SM – 322 SM

Israel diduduki Alexander Agung dari Macedonia (Yunani). Ia melakukan hellenisasi terhadap bangsa-bangsa taklukannya. Bahasa Yunani menjadi bahasa resmi Israel, sehingga nantinya Injil pun ditulis dalam bahasa Yunani dan bukan dalam bahasa Ibrani.

300 SM – 190 SM

Yunani dikalahkan Romawi. Maka Palestina pun dikuasai imperium Romawi.

1 – 100 M

Nabi Isa A.s. / Yesus lahir, kemudian menjadi pemimpin gerakan melawan penguasa Romawi. Namun selain dianggap subversi oleh penguasa Romawi (dengan ancaman hukuman tertinggi yakni dihukum mati di kayu salib), ajaran Yesus sendiri ditolak oleh para Rabbi Yahudi. Namun setelah Isa tiada, bangsa Yahudi memberontak terhadap Romawi.

100 – 300

Pemberontakan berulang. Akibatnya Palestina dihancurkan dan dijadikan area bebas Yahudi. Mereka dideportasi keluar Palestina dan terdiaspora ke segala penjuru imperium Romawi. Namun demikian tetap ada sejumlah kecil pemeluk Yahudi yang tetap bertahan di Palestina. Dengan masuknya Islam kemudian, serta dipakainya bahasa Arab di dalam kehidupan sehari-hari, mereka lambat laun terarabisasi atau bahkan masuk Islam.

313

Pusat kerajaan Romawi dipindah ke Konstantinopel dan agama Kristen dijadikan agama negara.

500 – 600

Nabi Muhammad Saw lahir di tahun 571 M. Bangsa Yahudi merembes ke semenanjung Arabia (di antaranya di Khaibar dan sekitar Madinah), kemudian berimigrasi dalam jumlah besar ke daerah tersebut ketika terjadi perang antara Romawi dengan Persia.

621

Nabi Muhammad Saw melakukan perjalanan ruhani Isra’ dari masjidil Haram di Makkah ke masjidil Aqsa di Palestina dilanjutkan perjalana Mi’raj ke Sidrathul Muntaha (langit lapis ke-7). Rasulullah menetapkan Yerusalem sebagai kota suci ke-3 ummat Islam, dimana sholat di masjidil Aqsa dinilai 500 kali dibanding sholat di masjid lain selain masjidil Haram di Makkah dan masjid Nabawi di Madinah. Masjidil Aqsa juga menjadi kiblat umat Islam sebelum dipindah arahnya ke Ka’bah di masjidil Haram, Makkah.

622

Hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah dan pendirian negara Islam – yang selanjutnya disebut khilafah. Nabi mengadakan perjanjian dengan bangsa Yahudi yang menjadi penduduk Madinah dan sekitarnya, yang dikenal dengan “Piagam Madinah”.

626

Pengkhianatan Yahudi dalam perang Ahzab (perang parit) dan berarti melanggar Perjanjian Madinah. Sesuai dengan aturan di dalam kitab Taurat mereka sendiri, mereka harus menerima hukuman dibunuh atau diusir.

638

Di bawah pemerintahan Khalifah Umar Ibnu Khattab ra. Seluruh Palestina dimerdekakan dari penjajah Romawi. Seterusnya seluruh penduduk Palestina, Muslim maupun Non Muslim, hidup aman di bawah pemerintahan khilafah. Kebebasan beragama dijamin sepenuhnya.

700 – 1000

Wilayah Islam meluas dari Asia Tengah, Afrika hingga Spanyol. Di dalamnya, bangsa Yahudi mendapat peluang ekonomi dan intelektual yang sama. Ada beberapa ilmuwan terkenal di dunia Islam yang sesungguhnya adalah orang Yahudi.

1076

Yerusalem dikepung oleh tentara salib dari Eropa. Karena pengkhianatan kaum munafik (sekte Drusiah yang mengaku Islam tetapi ajarannya sesat), pada tahun 1099 M tentara salib berhasil menguasai Yerusalem dan mengangkat seorang raja Kristen. Penjajahan ini berlangsung hingga 1187 M sampai Salahuddin Al-Ayyubi membebaskannya dan setelah itu ummat Islam yang terlena sufisme yang sesat bisa dibangkitkan kembali.

1453

Setelah melalui proses reunifikasi dan revitalisasi wilayah-wilayah khilafah yang tercerai berai setelah hancurnya Baghdad oleh tentara Mongol (1258 M), khilafah Utsmaniah dibawah Muhammad Fatih menaklukan Konstatinopel, dan mewujudkan nubuwwah Rasulullah.

1492

Andalusia sepenuhnya jatuh ke tangan Kristen Spanyol (reconquista) . Karena cemas suatu saat umat Islam bisa bangkit lagi, maka terjadi pembunuhan, pengusiran dan pengkristenan massal. Hal ini tidak cuma diarahkan pada Muslim namun juga pada Yahudi. Mereka lari ke wilayah khilafah Utsmaniyah, diantaranya ke Bosnia. Pada 1992 Raja Juan Carlos dari Spanyol secara resmi meminta maaf kepada pemerintah Israel atas holocaust (pemusnahan etnis) 500 tahun sebelumnya. (Tapi tidak permintaan maaf kepada umat Islam).

1500 – 1700

Kebangkitan pemikiran di Eropa, munculnya sekularisme (pemisahan agama / gereja dengan negara), nasionalisme dan kapitalisme. Mulainya kemajuan teknologi moderen di Eropa. Abad penjelajahan samudera dimulai. Mereka mencari jalur perdagangan alternatif ke India dan Cina, tanpa melalui daerah-daerah Islam. Tapi akhirnya mereka didorong oleh semangat kolonialisme dan imperialisme, yakni Gold, Glory dan Gospel. Gold berarti mencari kekayaan di tanah jajahan, Glory artinya mencari kemasyuran di atas bangsa lain dan Gospel (Injil) artinya menyebarkan agama Kristen ke penjuru dunia.

1529

Tentara khilafah berusaha menghentikan arus kolonialisme/ imperialisme serta membalas reconquista langsung ke jantung Eropa dengan mengepung Wina, namun gagal. Tahun 1683 M kepungan diulang, dan gagal lagi. Kegagalan ini terutama karena tentara Islam terlalu yakin pada jumlah dan perlengkapannya.

“… yaitu ketika kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dan bercerai-berai. ” (QS 9:25).

1798

Napoleon berpendapat bahwa bangsa Yahudi bisa diperalat bagi tujuan-tujuan Perancis di Timur Tengah. Wilayah itu secara resmi masih di bawah Khilafah.

1831

Untuk mendukung strategi “devide et impera” Perancis mendukung gerakan nasionalisme Arab, yakni Muhammad Ali di Mesir dan Pasya Basyir di Libanon. Khilafah mulai lemah dirongrong oleh semangat nasionalisme yang menular begitu cepat di tanah Arab.

1835

Sekelompok Yahudi membeli tanah di Palestina, dan lalu mendirikan sekolah Yahudi pertama di sana. Sponsornya adalah milyuder Yahudi di Inggris, Sir Moshe Monteveury, anggota Free Masonry. Ini adalah pertama kalinya sekolah berkurikulum asing di wilayah Khilafah.

1838

Inggris membuka konsulat di Yerusalem yang merupakan perwakilan Eropa pertama di Palestina.

1849

Kampanye mendorong imigrasi orang Yahudi ke Palestina. Pada masa itu jumlah Yahudi di Palestina baru sekitar 12.000 orang. Pada tahun 1948 jumlahnya menjadi 716.700 dan pada tahun 1964 sudah hampir 3 juta orang.

1882

Imigrasi besar-besaran orang Yahudi ke Palestina yang berselubung agama, simpati dan kemanusiaan bagi penderitaan Yahudi di Eropa saat itu.

1891

Para penduduk Palestina mengirim petisi ke Khalifah, menuntut dilarangnya imigrasi besar-besaran ras Yahudi ke Palestina. Sayang saat itu khilafah sudah “sakit-sakitan” (dijuluki “the sick man at Bosporus). Dekadensi pemikiran meluas, walau Sultan Abdul Hamid sempat membuat terobosan dengan memodernisir infrastruktur, termasuk memasang jalur kereta api dari Damaskus ke Madinah via Palestina! Sayang, sebelum selesai, Sultan Abdul Hamid dipecat oleh Syaikhul Islam (Hakim Agung) yang telah dipegaruhi oleh Inggris. Perang Dunia I meletus, dan jalur kereta tersebut dihancurkan.

1897

Theodore Herzl menggelar kongres Zionis sedunia di Basel Swiss. Peserta Kongres I Zionis mengeluarkan resolusi, bahwa umat Yahudi tidaklah sekedar umat beragama, namun adalah bangsa dengan tekad bulat untuk hidup secara berbangsa dan bernegara. Dalam resolusi itu, kaum zionis menuntut tanah air bagi umat Yahudi – walaupun secara rahasia – pada “tanah yang bersejarah bagi mereka”. Sebelumnya Inggris hampir menjanjikan tanah protektorat Uganda atau di Amerika Latin ! Di kongres itu, Herzl menyebut, Zionisme adalah jawaban bagi “diskriminasi dan penindasan” atas umat Yahudi yang telah berlangsung ratusan tahun. Pergerakan ini mengenang kembali bahwa nasib umat Yahudi hanya bisa diselesaikan di tangan umat Yahudi sendiri. Di depan kongres, Herzl berkata, “Dalam 50 tahun akan ada negara Yahudi !” Apa yang direncanakan Herzl menjadi kenyataan pada tahun 1948.

1916

Perjanjian rahasia Sykes – Picot oleh sekutu (Inggris, Perancis, Rusia) dibuat saat meletusnya Perang Dunia (PD) I, untuk mencengkeram wilayah-wilayah Arab dan Khalifah Utsmaniyah dan membagi-bagi di antara mereka. PD I berakhir dengan kemenangan sekutu, Inggris mendapat kontrol atas Palestina. Di PD I ini, Yahudi Jerman berkomplot dengan Sekutu untuk tujuan mereka sendiri (memiliki pengaruh atau kekuasaan yang lebih besar).

1917

Menlu Inggris keturunan Yahudi, Arthur James Balfour, dalam deklarasi Balfour memberitahu pemimpin Zionis Inggris, Lord Rothschild, bahwa Inggris akan memperkokoh pemukiman Yahudi di Palestina dalam membantu pembentukan tanah air Yahudi. Lima tahun kemudian Liga Bangsa-bangsa (cikal bakal PBB) memberi mandat kepada Inggris untuk menguasai Palestina.

1938

Nazi Jerman menganggap bahwa pengkhianatan Yahudi Jerman adalah biang keladi kekalahan mereka pada PD I yang telah menghancurkan ekonomi Jerman. Maka mereka perlu “penyelesaian terakhir” (endivsung). Ratusan ribu keturunan Yahudi dikirim ke kamp konsentrasi atau lari ke luar negeri (terutama ke AS). Sebenarnya ada etnis lain serta kaum intelektual yang berbeda politik dengan Nazi yang bernasib sama, namun setelah PD II Yahudi lebih berhasil menjual ceritanya karena menguasai banyak surat kabar atau kantor-kantor berita di dunia.

1944

Partai buruh Inggris yang sedang berkuasa secara terbuka memaparkan politik “membiarkan orang-orang Yahudi terus masuk ke Palestina, jika mereka ingin jadi mayoritas. Masuknya mereka akan mendorong keluarnya pribumi Arab dari sana.” Kondisi Palestina pun memanas.

1947

PBB merekomendasikan pemecahan Palestina menjadi dua negara: Arab dan Israel.

1948, 14 Mei.

Sehari sebelum habisnya perwalian Inggris di Palestina, para pemukim Yahudi memproklamirkan kemerdekaan negara Israel. Mereka melakukan agresi bersenjata terhadap rakyat Palestina yang masih lemah, hingga jutaan dari mereka terpaksa mengungsi ke Libanon, Yordania, Syria, Mesir dan lain-lain. Palestina Refugees menjadi tema dunia. Namun mereka menolak eksistensi Palestina dan menganggap mereka telah memajukan areal yang semula kosong dan terbelakang. Timbullah perang antara Israel dan negara-negara Arab tetangganya. Namun karena para pemimpin Arab sebenarnya ada di bawah pengaruh Inggris – lihat Imperialisme Perancis dan Inggris di tanah Arab sejak tahun 1798 – maka Israel mudah merebut daerah Arab Palestina yang telah ditetapkan PBB.

1948, 2 Desember

Protes keras Liga Arab atas tindakan AS dan sekutunya berupa dorongan dan fasilitas yang mereka berikan bagi imigrasi zionis ke Palestina. Pada waktu itu, Ikhwanul Muslimin (IM) di bawah Hasan Al-Banna mengirim 10.000 mujahidin untuk berjihad melawan Israel. Usaha ini kandas bukan karena mereka dikalahkan Israel, namun karena Raja Farouk yang korup dari Mesir takut bahwa di dalam negeri IM bisa melakukan kudeta, akibatnya tokoh-tokoh IM dipenjara atau dihukum mati.

1956, 29 Oktober

Israel dibantu Inggris dan Perancis menyerang Sinai untuk menguasai terusan Suez. Pada kurun waktu ini, militer di Yordania menawarkan baiat ke Hizbut Tahrir (salah satu harakah Islam) untuk mendirikan kembali Khilafah. Namun Hizbut Tahrir menolak, karena melihat rakyat belum siap.

1964

Para pemimpin Arab membentuk PLO (Palestine Liberation Organization) . Dengan ini secara resmi, nasib Palestina diserahkan ke pundak bangsa Arab-Palestina sendiri, dan tidak lagi urusan umat Islam. Masalah Palestina direduksi menjadi persoalan nasional bangsa Palestina.

1967

Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syria selama 6 hari dengan dalih pencegahan, Israel berhasil merebut Sinai dan Jalur Gaza (Mesir), dataran tinggi Golan (Syria), Tepi Barat dan Yerussalem (Yordania). Israel dengan mudah menghancurkan angkatan udara musuhnya karena dibantu informasi dari CIA (Central Intelligence Agency = Badan Intelijen Pusat milik USA). Sementara itu angkatan udara Mesir ragu membalas serangan Israel, karena Menteri Pertahanan Mesir ikut terbang dan memerintahkan untuk tidak melakukan tembakan selama dia ada di udara.

1967, Nopember

Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi Nomor 242, untuk perintah penarikan mundur Israel dari wilayah yang direbutnya dalam perang 6 hari, pengakuan semua negara di kawasan itu, dan penyelesaian secara adil masalah pengungsi Palestina.

1969

Yasser Arafat dari faksi Al-Fatah terpilih sebagai ketua Komite Eksekutif PLO dengan markas di Yordania.

1970

Berbagai pembajakan pesawat sebagai publikasi perjuangan rakyat Palestina membuat PLO dikecam oleh opini dunia, dan Yordania pun dikucilkan. Karena ekonomi Yordania sangat tergantung dari AS, maka akhirnya Raja Husein mengusir markas PLO dari Yordania. Dan akhirnya PLO pindah ke Libanon.

1973, 6 Oktober

Mesir dan Syria menyerang pasukan Israel di Sinai dan dataran tinggi Golan pada hari puasanya Yahudi Yom Kippur. Pertempuran ini dikenal dengan Perang Oktober. Mesir dan Syria hampir menang, kalau Israel tidak tiba-tiba dibantu oleh AS. Presiden Mesir Anwar Sadat terpaksa berkompromi, karena dia cuma siap untuk melawan Israel, namun tidak siap berhadapan dengan AS. Arab membalas kekalahan itu dengan menutup keran minyak. Akibatnya harga minyak melonjak pesat.

1973, 22 Oktober

Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi Nomor 338, untuk gencatan senjata, pelaksanaan resolusi Nomor 242 dan perundingan damai di Timur Tengah.

1977

Pertimbangan ekonomi (perang telah memboroskan kas negara) membuat Anwar Sadat pergi ke Israel tanpa konsultasi dengan Liga Arab. Ia menawarkan perdamaian, jika Israel mengembalikan seluruh Sinai. Negara-negara Arab merasa dikhianati. Karena langkah politiknya ini, belakangan Anwar Sadat dibunuh pada tahun 1982.

1978, September

Mesir dan Israel menandatangani perjanjian Camp David yang diprakarsai AS. Perjanjian itu menjanjikan otonomi terbatas kepada rakyat Palestina di wilayah-wilayah pendudukan Israel. Sadat dan PM Israel Menachem Begin dianugerahi Nobel Perdamaian 1979. namun Israel tetap menolak perundingan dengan PLO dan PLO menolak otonomi. Belakangan, otonomi versi Camp David ini tidak pernah diwujudkan, demikian juga otonomi versi lainnya. Dan AS sebagai pemrakarsanya juga tidak merasa wajib memberi sanksi, bahkan selalu memveto resolusi PBB yang tidak menguntungkan pihak Israel.

1980

Israel secara sepihak menyatakan bahwa mulai musim panas 1980 kota Yerussalem yang didudukinya itu resmi sebagai ibukota.

1982

Israel menyerang Libanon dan membantai ratusan pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila. Pelanggaran terhadap batas-batas internasional ini tidak berhasil dibawa ke forum PBB karena – lagi-lagi – veto dari AS. Belakangan Israel juga dengan enaknya melakukan serangkaian pemboman atas instalasi militer dan sipil di Iraq, Libya dan Tunis.

1987

Intifadhah, perlawanan dengan batu oleh orang-orang Palestina yang tinggal di daerah pendudukan terhadap tentara Israel mulai meledak. Intifadhah ini diprakarsai oleh HAMAS, suatu harakah Islam yang memulai aktivitasnya dengan pendidikan dan sosial.

1988, 15 Nopember

Diumumkan berdirinya negara Palestina di Aljiria, ibu kota Aljazair. Dengan bentuk negara Republik Parlementer. Ditetapkan bahwa Yerussalem Timur sebagai ibukota negara dengan Presiden pertamanya adalah Yasser Arafat.

Setelah Yasser Arafat mangkat kursi presiden diduduki oleh Mahmud Abbas. Dewan Nasional Palestina, yang identik dengan Parlemen Palestina beranggotakan 500 orang.

1988, Desember

AS membenarkan pembukaan dialog dengan PLO setelah Arafat secara tidak langsung mengakui eksistensi Israel dengan menuntut realisasi resolusi PBB Nomor 242 pada waktu memproklamirkan Republik Palestina di pengasingan di Tunis.

1991, Maret

Yasser Arafat menikahi Suha, seorang wanita Kristen. Sebelumnya Arafat selalu mengatakan “menikah dengan revolusi Palestina”.

1993, September

PLO – Israel saling mengakui eksistensi masing-masing dan Israel berjanji memberikan hak otonomi kepada PLO di daerah pendudukan. Motto Israel adalah “land for peace” (tanah untuk perdamaian). Pengakuan itu dikecam keras oleh pihak ultra-kanan Israel maupun kelompok di Palestina yang tidak setuju. Namun negara-negara Arab (Saudi Arabia, Mesir, Emirat dan Yordania) menyambut baik perjanjian itu. Mufti Mesir dan Saudi mengeluarkan “fatwa” untuk mendukung perdamaian.

Setelah kekuasaan di daerah pendudukan dialihkan ke PLO, maka sesuai perjanjian dengan Israel, PLO harus mengatasi segala aksi-aksi anti Israel. Dengan ini maka sebenarnya PLO dijadikan perpanjangan tangan Yahudi.

Yasser Arafat, Yitzak Rabin dan Shimon Peres mendapat Nobel Perdamaian atas usahanya tersebut.

1995

Rabin dibunuh oleh Yigar Amir, seorang Yahudi fanatik. Sebelumnya, di Hebron, seorang Yahudi fanatik membantai puluhan Muslim yang sedang shalat subuh. Hampir tiap orang dewasa di Israel, laki-laki maupun wanita, pernah mendapat latihan dan melakukan wajib militer. Gerakan Palestina yang menuntut kemerdekaan total menteror ke tengah masyarakat Israel dengan bom “bunuh diri”. Targetnya, menggagalkan usaha perdamaian yang tidak adil itu. Sebenarnya “land for peace” diartikan Israel sebagai “Israel dapat tanah, dan Arab Palestina tidak diganggu (bisa hidup damai).”

1996

Pemilu di Israel dimenangkan secara tipis oleh Netanyahu dari partai kanan, yang berarti kemenangan Yahudi yang anti perdamaian. Netanyahu mengulur-ulur waktu pelaksanaan perjanjian perdamaian. Ia menolak adanya negara Palestina, agar Palestina tetap sekedar daerah otonom di dalam Israel. Ia bahkan ingin menunggu/menciptaka n kontelasi baru (pemukiman Yahudi di daerah pendudukan, bila perlu perluasan hingga ke Syria dan Yordania) untuk sama sekali membuat perjanjian baru.

AS tidak senang bahwa Israel jalan sendiri di luar garis yang ditetapkannya. Namun karena lobby Yahudi di AS terlalu kuat, maka Bill Clinton harus memakai agen-agennya di negara-negara Arab untuk “mengingatkan” si “anak emasnya” ini. Maka sikap negara-negara Arab tiba-tiba kembali memusuhi Israel. Mufti Mesir malah kini memfatwakan jihad terhadap Israel. Sementara itu Uni Eropa (terutama Inggris dan Perancis) juga mencoba “aktif” menjadi penengah, yang sebenarnya juga hanya untuk kepentingan masing-masing dalam rangka menanamkan pengaruhnya di wilayah itu. Mereka juga tidak rela kalau AS “jalan sendiri” tanpa bicara dengan Eropa.

2002 – Sampai sekarang

Sebuah usul perdamaian saat ini adalah Peta menuju perdamaian yang diajukan oleh Empat Serangkai Uni Eropa, Rusia, PBB dan Amerika Serikat pada 17 September 2002. Israel juga telah menerima peta itu namun dengan 14 “reservasi”. Pada saat ini Israel sedang menerapkan sebuah rencana pemisahan diri yang kontroversial yang diajukan oleh Perdana Menteri Ariel Sharon. Menurut rencana yang diajukan kepada AS, Israel menyatakan bahwa ia akan menyingkirkan seluruh “kehadiran sipil dan militer yang permanen” di Jalur Gaza (yaitu 21 pemukiman Yahudi di sana, dan 4 pemumikan di Tepi Barat), namun akan “mengawasi dan mengawal kantong-kantong eksternal di darat, akan mempertahankan kontrol eksklusif di wilayah udara Gaza, dan akan terus melakukan kegiatan militer di wilayah laut dari Jalur Gaza.” Pemerintah Israel berpendapat bahwa “akibatnya, tidak akan ada dasar untuk mengklaim bahwa Jalur Gaza adalah wilayah pendudukan,” sementara yang lainnya berpendapat bahwa, apabila pemisahan diri itu terjadi, akibat satu-satunya ialah bahwa Israel “akan diizinkan untuk menyelesaikan tembok – artinya, Penghalang Tepi Barat Israel – dan mempertahankan situasi di Tepi Barat seperti adanya sekarang ini”

Di hari kemenangan Partai Kadima pada pemilu tanggal 28 Maret 2006 di Israel, Ehud Olmert – yang kemudian diangkat sebagai Perdana Menteri Israel menggantikan Ariel Sharon yang berhalangan tetap karena sakit – berpidato. Dalam pidato kemenangan partainya, Olmert berjanji untuk menjadikan Israel negara yang adil, kuat, damai, dan makmur, menghargai hak-hak kaum minoritas, mementingkan pendidikan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan serta terutama sekali berjuang untuk mencapai perdamaian yang kekal dan pasti dengan bangsa Palestina. Olmert menyatakan bahwa sebagaimana Israel bersedia berkompromi untuk perdamaian, ia mengharapkan bangsa Palestina pun harus fleksibel dengan posisi mereka. Ia menyatakan bahwa bila Otoritas Palestina, yang kini dipimpin Hamas, menolak mengakui Negara Israel, maka Israel “akan menentukan nasibnya di tangannya sendiri” dan secara langsung menyiratkan aksi sepihak. Masa depan pemerintahan koalisi ini sebagian besar tergantung pada niat baik partai-partai lain untuk bekerja sama dengan perdana menteri yang baru terpilih.

Sementara itu sebelum terjadinya serangan habis-habisan Israel ke Gaza (27/12/2008) , sudah terjadi serangan-serangan kecil di antara kedua belah pihak di sekitar Jalur Gaza, disebabkan Israel menutup tempat-tempat penyeberangan atau jalur komersial ke Gaza sehingga pasokan bahan bakar minyak terhenti, yang memaksa satu-satunya pusat pembangkit listrik di Jalur Gaza tutup.

Sebagai catatan akhir, Perdana Menteri Israel setelah Benjamin Netanyahu berutur-turut adalah Ehud Barak, Ariel Sharon, dan yang masih berkuasa di Israel dalam penyerangan di Gaza sekarang adalah Ehud Olmert. Sedangkan 4 faksi utama di Palestina adalah PLO, Al-Fatah, Jihad Islam Palestina (JIP), dan yang berkuasa sekarang di Palestina adalah Hamas dengan Perdana Menterinya Ismail Haniya. Dan gambar peta (klik di sini) yang menggambarkan hilangnya tanah Palestina yang dicaplok oleh Israel sejak tahun 1946 sampai dengan tahun 2000. Lihat posisi Gaza yang terjepit di daerah kekuasaan Israel.

nabi muhammad membelah bulan???

Nabi Muhammad Membelah Bulan ???

Pramere$ V 1.4

Apa tanggapanmu ?????

Nabi Muhammad pernah membelah bulan?
Dalam AQ Surat Al-Qamar disebutkan bahwa Nabi Muhammad pernah membelah bulan hanya dengan mengacungkan jari telunjuknya. Bulan itu lalu terbagi dua, tak lama kemudian menyatu kembali seperti sediakala.

Bulan terbelah diakui umat Islam sebagai salah satu mukjizat dari Allah
yang diberikan kepada Rasul. Ada yang bilang segala mukjizat dari Allah
tak bisa dijelaskan secara ilmiah.

Disebut pula bahwa terbelahnya Bulan tersebut sebagai pertanda telah dekat hari kiamat. Tetapi kenapa hingga ratusan tahun kiamat tak kunjung tiba hingga detik ini?

Lalu pada artikel di bawah ini disebut pula adanya tayangan di sebuah stasiun
TV di Inggris yang mewawancarai tiga pakar dari NASA. Betulkah?
Di stasiun TV mana dan kapan disiarkan? Siapa astronot AS yang masuk Islam begitu mengetahui bahwa Bulan pernah dibelah Nabi Muhammad? Kenapa tulisan pada artikel tersebut ini terkesan samar-samar?

Terus terang, saya sebagai umat Islam tak bisa percaya begitu saja pada
peristiwa tersebut. Kok bisa? Walaupun itu mukjizat, rasanya mustahil.
Kalau itu terjadi sekira tahun 600-an paling tidak banyak saksi mata
dari belahan dunia lain – khususnya dari bangsa yang peradabannya lebih maju
dibandingkan bangsa Arab yang jahiliah. Mereka pasti akan ikut menyaksikan
dan mencatat peristiwa alam yang maha dahsyat itu.

Di kerajaan Romawi pada masa Heraclius banyak pakar perbintangan, di Persia pada masa Sassan banyak ahli astronomi dari kaum Zoroaster, di Egypt, Cina dan India peradabannya sudah begitu maju dan mereka punya tradisi tulis menulis sejak ribuan tahun silam, di Sumatra dan Jawa orang-orang bisa menuliskannya di prasasti maupun lontar. Kenapa tak ada secuilpun kisah bulan terbelah dua itu pada catatan historis mereka?

Ataukah itu pemaknaan kandungan AQ yang keliru, mungkin ayat di surat itu sekadar kiasan belaka? Lalu karena sudah terlanjur tersebar ke seluruh dunia bahwa maknanya memang seperti itu, kepada siapa kita musti meminta bertanggung jawaban?

Mohon petromaksnya, mohon pencerahan dari Anda semua………….

MISTERI TERBELAHNYA BULAN
______________________________________________________________________

SUBHANALLAH…………..MAHA BESAR ALLAH ATAS SEMUA CIPTAANNYA
Allah berfirman: “Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah
(Q.S. Al-Qamar: 1)”
Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr.
Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan
kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah ?

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut:
Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa
waktu lalu, saya mempresentasikan di Universitas Cardif, Inggris bagian barat,
dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga
yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar
mukjizat ilmiah dari Al-Qur’an. Salah seorang pemuda yang beragama muslim
pun berdiri dan bertanya, “Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang
berbunyi “Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah”
mengandung mukjizat secara ilmiah ?

maka saya menjawabnya:
Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan,
sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia
tidak bisa menjangkaunya. Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah
mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad shallallahu ‘alaihi
wassalam sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana
nabi-nabi sebelumnya.
Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh
setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam
kitab Allah hadits-hadits Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di
zaman ini tidak akan mengimani hal itu.

Akan tetapi hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur’an dan
sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Dan memang Allah
ta’alaa benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu.

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah
membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Mekah Mukarramah ke
Madinah. Orang-orang musyrik berkata, “Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa
membuktikan kenabian dan kerasulanmu (mengejek dan mengolok-olok)?”
Rasulullah bertanya, “Apa yang kalian inginkan ?” Mereka menjawab: “Coba
belahlah bulan, …”

Maka Rasulullah pun berdiri dan terdiam, lalu berdoa kepada Allah agar
menolongnya. Maka Allah memberitahu Muhammad agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Maka Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan, dan terbelahlah bulan itu dengan sebenar-benarnya. Maka serta-merta
orang-orang musyrik pun berujar, “Muhammad, engkau benar-benar telah
menyihir kami!” Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang
benar bisa saja “menyihir”orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak
bisa menyihir orang yang tidak ada ditempat itu. Maka mereka pun
pada menunggu orang-orang yang akan pulang dari perjalanan. Maka
orang-orang Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti
orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan ketika datang rombongan yang
pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, maka orang-orang musyrik pun
bertanya, “Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?”
Mereka menjawab, “Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat
bulan terbelah menjadi dua dan saling menjauh masing-masingnya kemudian
bersatu kembali…!! !”

Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir
(ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya:
Sungguh, telah dekat hari qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika
melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling
seraya berkata, “Ini adalah sihir yang terus-menerus”, dan mereka
mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan
benar-benar telah tetap …..sampai akhir surat Al-Qamar.

Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan
setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut,
berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya
berkata, “Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai
tuan, bolehkah aku menambahkan?”

Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab: “Dipersilahkan dengan senang hati.”
Daud Musa Pitkhok berkata, “Aku pernah meneliti agama-agama (sebelum
menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah
terjemah makna-makna Al-Qur’an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih
kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke rumah. Dan ketika aku
membuka-buka terjemahan Al-Qur’an itu di rumah, maka surat yang pertama
aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya: “Telah dekat hari
qiamat dan bulan pun telah terbelah…….” Maka aku pun bergumam: Apakah
kalimat ini masuk akal?? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian
bersatu kembali?? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu? Maka, aku pun menghentikan dari membaca ayat-ayat selanjutnya dan
aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi
Allah Yang Maha Tahu tentang tingkat keikhlasam hamba-Nya dalam
pencarian kebenaran.

Maka aku pun suatu hari duduk di depan televisi Inggris.
Saat itu ada sebuah diskusi diantara presenter seorang Inggris dan 3
orang pakar ruang angkasa AS. Ketiga pakar antariksa tersebut pun
menceritakan tentang dana yang begitu besar dalam rangka melakukan
perjalanan ke antariksa. Dan diantara diskusi tersebut adalah tentang
turunnya astronot menjejakkan kakinya di bulan, dimana perjalanan
antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100
juta dollar.

Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget dan berkata, “Kebodohan
macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa
mendarat di bulan?” Mereka pun menjawab, “Tidak, ..!!! Tujuannya tidak
semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami
mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun
telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana
lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan
memberikan dana itu kepada siapapun.

Maka presenter itu pun bertanya, “Hakikat apa yang kalian telah capai
sehingga demikian mahal taruhannya?” Mereka menjawab, “Ternyata bulan
pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu
kembali.!!!

Presenter pun bertanya, “Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?”
Mereka menjawab, “Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang
terpisah terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Maka
kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka
mengatakan, “Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang
bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali”.

Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, “Maka
aku pun turun dari kursi dan berkata, ”Mukjizat (kehebatan) benar-benar
telah terjadi pada diri Muhammad sallallahu alaihi wassallam 1400-an
tahun yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk
mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk
menetapkan akan kebenaran muslimin !!!!

Maka, agama Islam ini tidak mungkin salah … (aku pun bergumam), ”Maka,
aku pun membuka kembali Mushhaf Al-Qur’an dan aku baca surat Al-Qamar,
dan … saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.
Diterjemahkan oleh: Abu Muhammad ibn Shadiq

DAJJAL dan YA'JUJ dan MA''JUJ

DAJJJAL dan YA’JUJ dan MA”JUJ

Sungguh menarik perhatian adanya persamaan kejadian yang terjadi di dunia sekarang ini. Di satu fihak, kita melihat adanya tekanan kekuasaan Eropa yang dilancarkan dengan rancangan yang teratur terhadap dunia Islam, dan usaha mereka yang keras untuk mengenyahkan Islam sama sekali, tetapi di lain fihak, kita menemukan sejumlah besar hadits Nabi yang meramalkan fitnah dan percobaan yang akan menimpa kaum Muslimin pada akhir zaman, ramalan yang hampir semuanya terpenuhi, berupa peristiwa yang menimpa dunia Islam sekarang ini. Lebih mengherankan lagi, karena ramalan itu diucapkan pada waktu Islam sedang dalam keadaan menang, dan seluruh dunia merasa gentar menghadapi pesatnya kemajuan Islam.

Â

Bukan rahasia lagi, bahwa kini sedang berlangsung pergolakan sengit antara Eropa dan Islam, khususnya antara kekuatan materiil melawan kekuatan spirituil. Kaum Kristen Eropa menganggap kekuatan Islam sebagai ancaman yang berbahaya bagi peradaban materiilnya, dan dengan dalih palsu ini mereka berusaha untuk manghancurkan Islam, agar mereka dapat “menyelamatkan” dunia dari pengaruh politik Islam. Mereka terang-terangan menyebut agama lain sebagai non-Kristen, tetapi terhadap agamar Islam mereka dangan tegas menyebutkan sebagai anti-Kristen. Sekalipun kaum missionaris Kristen aktif menyebarkan agama di segala penjuru dunia, tetapi tujuan mereka yang paling utama ialah ummat Islam. Ini adalah fakta yang tak boleh dipandang remeh oleh kaum Muslimin.

Â

Akan tetapi alangkah sedihnya bahwa kaum Muslimin sendiri terlibat dalam percekcokan intern mengenai masalah-masalah kecil, sehingga mereka tak sempat memikirkan persoalan yang lebih penting. Seandainya mereka menaruh perhatian sedikit saja terhadap pergolakan sengit yang sekarang sedang berlangsung antara kekuatan materiil dan kekuatan spirituil, niscaya mereka akan melihat dengan terang, bahwa mengamuknya Dajjal dan merajalelanya Ya’juj wa Ma’juj bukanlah dongengan kosong, melainkan gambaran tentang serbuan kaum materialis Eropa dengan agama Nasraninya pada zaman sekarang.

Â

Bagi tiap-tiap orang Islam wijib kiranya melupakan percekcokan di kalangan ummat Islam sendiri mengenai masalah-­masalah kecil yang kurang penting, karena kemenangan dan hidup matinya Islam di dunia bergantung kepada hasil perlombaan antara dua agama ini (Islam dan Nasrani), bukan karena mengurusi perbedaan kecil yang tak akan mendatangkan keuntungan atau kerugian bagi kaum Muslimin sendiri.

Â


1. ARTI DAJJAL DAN YA’JUJ WA-MA’JUJ

Â

Dajjal disebutkan berulang-ulang dalam Hadits, sedangkan Ya’juj wa-Ma’juj bukan saja disebutkan dalam Hadits, melainkan pula dalam Al-Qur’an. Dan kemunculannya yang kedua kalinya ini dihubungkan dengan turunnya Al-Masih.

Â

Kata Dajjal berasal dari kata dajala, artinya, menutupi (sesuatu). Kamus Lisanul-’Arab mengemukakan beberapa pendapat mengapa disebut Dajjal. Menurut suatu pendapat, ia disebut Dajjal karena ia adalah pembohong yang menutupi kebenaran dengan kepalsuan. Pendapat lainnya mengatakan, karena ia menutupi bumi dengan bilangannya yang besar. Pendapat ketiga mengatakan, karena ia menutupi manusia dengan kekafiran. Keempat, karena ia tersebar dan menutupi seluruh muka bumi.

Â

Pendapat lain mengatakan, bahwa Dajjal itu bangsa yang menyebarkan barang dagangannya ke seluruh dunia, artinya, menutupi dunia dengan barang dagangannya. Ada juga pendapat yang mengatakan, bahwa ia dijuluki Dajjal karena mengatakan hal-hal yang bertentangan dengan hatinya, artinya, ia menutupi maksud yang sebenarnya dengan kata-kata palsu.

Â

Kata Ya’juj dan Ma juj berasal dari kata ajja atau ajij dalam wazan Yaf’ul; kata ajij artinya nyala api. Tetapi kata ajja berarti pula asra’a, maknanya berjalan cepat. Itulah makna yang tertera dalam kamus Lisanul-’Arab. Ya’juj wa-Ma’juj dapat pula diibaratkan sebagai api menyala dan air bergelombang, karena hebatnya gerakan.

Â

Bab 02. DAJJAL DAN YA’JUJ WA-MA’JUJ MENURUT AL-QUR’AN

Â

Kata Dajjal tak tertera dalam Al-Qur’an, tetapi dalam Hadits sahih diterangkan, bahwa sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat terakhir dari surat al-Kahfi melindungi orang dari fitnahnya Dajjal, jadi menurut Hadits ini, Al-Quran memberi isyarat siapakah Dajjal itu. Mengenai hal ini diterangkan dalam Kitab Hadits yang amat sahih sebagai berikut:

Â

“Barang siapa hapal sepuluh ayat pertama Surat Al-Kahfi, ia akan selamat dari

(fitnahnya) Dajjal.”

Â

“Barang siapa membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Al-Kahfi, ia akan selamat dari (fitnahnya) Dajjal.”

Â

Boleh jadi, dalam menyebut sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat terakhir, itu yang dituju ialah seluruh surat Al-Kahfi yang melukiskan ancaman Nasrani yang beraspek dua, yang satu bersifat keagamaan, dan yang lain bersifat keduniaan. Bacalah sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat terakhir surat Al-Kahfi, anda akan melihat seterang-terangnya bahwa yang dibicarakan dalam dua tempat itu adalah ummat Nasrani.

Â

Mula-mula diuraikan aspek keagamaan, yang dalam waktu itu Nabi Muhammad dikatakan sebagai orang yang memberi peringatan umum kepada sekalian manusia (ayat 2), lalu dikatakan sebagai orang yang memberi peringatan khusus kepada ummat Nasrani (ayat 4), yaitu ummat yang berkata bahwa Allah memungut Anak laki-laki. Demikianlah bunyinya:

Â

“Segala puji kepunyaan Allah Yang menurunkan Kitab kepada hamba-Nya …, … agar ia memberi peringatan tentang siksaan yang dahsyat dari Dia… dan ia memperingatkan orang-orang yang berkata bahwa Allah memungut anak laki-laki.” (18:1-4).

Â

Terang sekali bahwa yang dituju oleh ayat tersebut ialah ummat Nasrani, yang ajaran pokok agamanya ialah Tuhan mempunyai Anak laki-laki. Dalam sepuluh ayat terakhir surat Al-Kahfi diuraikan seterang-­terangnya, bahwa ummat Nasrani mencapai hasil gemilang di lapangan duniawi. Demikianlah bunyinya :

Â

“Apakah orang-orang kafir mengira bahwa mereka dapat mengambil hamba-Ku sebagai pelindung selain Aku?… Katakan Apakah Kami beritahukan kepada kamu orang-orang yang paling rugi perbuatannya? (Yaitu) orang yang tersesat jalannya dalam kehidupan dunia, dan mereka mengira bahwa mereka adalah orang yang mempunyai keahlian dalam membuat barang-barang.” (18: 102-104).

Â

Ini adalah gambaran tentang bangsa-bangsa Barat yang diramalkan dengan kata-kata yang jelas. Membuat barang adalah keahlian dan kebanggaan ummat Nasrani, dan ciri-khas inilah yang dituju oleh ayat tersebut. Mereka berlomba-lomba membuat barang-barang, dan mereka begitu sibuk datam urusan ini, sehingga penglihatan mereka akan nilai-nilai kehidupan yang tinggi, menjadi kabur sama sekali. Membuat barang-­barang, sekali lagi membuat barang-barang, adalah satu-satunya tujuan hidup mereka di dunia. Jadi, sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat terakhir surat Al-Kahfi menerangkan dengan jelas bahayanya ajaran Kristen tentang Putra Allah, dan tentang kegiatan bangsa-bangsa Kristen di lapangan kebendaan, dan inilah yang dimaksud dengan fitnahnya Dajjal.

Â

Ya’juj wa-Ma’juj diuraikan dua kali dalam Al-Quran. Yang pertama diuraikan dalam surat al-Kahfi, sehubungan dengan uraian tentang gambaran Dajjal. Menjelang berakhimya surat al-Kahfi, diuraikan tentang perjalanan Raja Dhul-Qarnain* ke berbagai jurusan untuk memperkuat tapal-batas kerajaannya.

Â

Ternyata bahwa menurut sejarah, raja ini ialah raja Persi yang bernama Darius I. Diterangkan dalam surat tersebut, bahwa perjalanan beliau yang pertama, berakhir di laut Hitam. “Sampai tatkala ia mencapai ujung yang paling Barat, ia menjumpai matahari terbenam dalam sumber yang berlumpur hitam.” (18:86). Ternyata bahwa yang dimaksud sumber yang berlumpur hitam ialah Laut Hitam.

Â

Selanjutnya diuraikan dalam surat tersebut, kisah perjalanan beliau ke Timur “Sampai tatkala ia mencapai tempat terbitnya matahari, ia menjumpai matahari terbit di atas kaum yang tak Kami beri perlindungan dari (matahari) itu” (18:90). Selanjutnya diuraikan tentang perjalanan beliau ke Utara. “Sampai tatkala ia mencapai (suatu tempat) diantara dua bukit” (18:93).

Â

Yang dimaksud dua bukit ialah pegunungan Arme­nia dan Azarbaijan. Dalam perjalanan ke Utara ini, raja Dhul-Qarnain berjumpa dengan suatu kaum yang berlainan bahasanya, artinya, mereka tak mengerti bahasa Persi. Kaum ini mengajukan permohonan kepada raja Dhul-Oarnain sbb: “Wahai Dhul-Qarnain! Sesungguhnya Ya’juj wa-Ma’juj itu membuat kerusakan di bumi. Bolehkah kami membayar upeti kepada engkau, dengan syarat sukalah engkau membangun sebuah rintangan antara kami dan mereka” (18:94).

Â

Selanjutnya Al-Qur’an menerangkan, bahwa raja Dhul-Qarnain benar-benar membangun sebuah tembok** dan sehubungan dengan itu, Al-Qur’an menyebut-nyebut besi dan tembaga sebagai bahan untuk membangun pintu gerbang:

Â

“Berilah aku tumpukan besi, sampai tatkala (besi) itu memenuhi ruangan di antara dua bukit, ia berkata: ‘Bawalah kemari cairan tembaga yang akan kutuangkan di atasnya’ (18:96). Dalam ayat 97 diterangkan, bahwa tatkala tembok itu selesai, mereka (Ya’juj wa-Ma’juj) tak dapat menaiki itu, dan tak dapat pula melobangi itu. Dalam ayat 98, raja Dhul-Qarnain menerangkan, bahwa bagaimanapun kuatnya, tembok ini hanya akan berfaedah sampai jangka waktu tertentu, dan akhirnya tembok ini akan runtuh. Lalu kita akan dihadapkan kepada peristiwa yang lain. “Dan pada hari itu, Kami akan membiarkan sebagian mereka (Ya’juj wa-Ma’juj) bertempur melawan sebagian yang lain” (18:99).

Â

*[Kata Dhul-Qarnain makna aslinya "mempunyai dua tanduk", tetapi dapat berarti pula "orang yang memerintah dua generasi", atau, "orang yang memerintah dua kerajaan. Makna terakhir ini diberikan oleh musafir besar Ibnu Jarir. Dalam kitab perjanjian           lama, Kitab Nabi Daniel, terdapat uraian tentang impian nabi Daniel, dimana ia melihat seekor domba bertanduk dua. Impian itu ditafsirkan dalam al-Kitab dengan kata-kata sebagai berikut: "Adapun domba jantan, yang telah kau lihat dengan tanduk dua pucuk, yaitu raja Media dan Persi, (Daniel 8:20). Diantara raja Media dan Persi, yang paling cocok dengan gambaran Al-Quran, ialah raja Darius I (521-485 sebelum Kristus).

Â

Jewish Encyclopaedia menerangkan sbb : "Darius adalah negarawan yang ulung. Peperangan yang beliau lakukan hanyalah dimaksud untuk membulatkan tapal-batas kerajaannya, yaitu di Armenia, Kaukasus, India, sepanjang gurun Turania dan dataran tinggi Asia Tengah". Pendapat ini dikuatkan oleh Encyclopaedia Britannica sbb: "Tulisan yang diukir dalam batu menerangkan bahwa raja Darius adalah pemeluk agama Zaratustra yang setia. Tetapi beliau juga seorang negarawan yang besar. Pertempuran yang beliau lakukan, hanyalah untuk memperoleh tapal-batas alam yang kuat bagi kerajaannya, demikian pula untuk menaklukkan suku bangsa biadab di daerah perbatasan. Jadi, raja Darius menaklukkan bangsa biadabdi pegunungan Pontic dan Atmenia,dan meluaskan kerajaan Persia sampai Kaukasus"].

Â

**[Rintangan atau tembok yang diuraikan disini ialah tembok yang termasyur di Derbent (atau Darband) yang terletak di pantai Laut Kaspi. Dalam kitab Marasidil - Ittila', kitab ilmu-bumi yang termasyur, terdapat uraian tentang hal itu. Demikian pula dalam kitabnya lbnu at-Faqih. Encyclopaedia Biblica menjelaskan tembok itu sbb :.Derbent atau Darband adalah sebuah kota kerajaan Persi di Kaukasus, termasuk propinsi Daghistan, di pantai Barat laut Kaspi… Di ujung sebelah Selatan, terletak Tembok Kaukasus yang menjulang ke laut, yang panjangnnya 50 mil, yang disebut Tembok Alexander…Tembok ini seluruhnya mempunyai ketinggian 29 kaki, dan tebal ± 10 kaki; dan dengan pintu gerbangnya yang dibuat dari besi, dan berpuluh-puluh menara-pengintai, merupakan pertahanan tapal-batas kerajaan Persi yang kuat].

Â

3. DAJJAL ADALAH IDENTIK (SAMA) DENGAN YA’JUJ WA-­MA’JUJ

Â

Segera setelah Al-Qur’an menerangkan pertempuran satu sama lain antara Ya’juj wa-Ma’juj, ayat 102 menerangkan persoalan Dajjal. “Apakah orang-orang kafir mengira bahwa mereka dapat mengambil hamba-hamba-Ku sebagai pelindung di luar Aku?” (18:102). Ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an mempersamakan Dajjal dengan Ya’juj wa-Ma’juj. Mereka diberi nama yang berlainan karena mempunyai dua fungsi yang berlainan.

Â

Adapun mengenai identitas Ya’juj wa-Ma’juj para mufassir tak sama pendapatnya. Ibnu Katsir berkata, bahwa Ya’juj wa-Ma’juj adalah keturunan Adam, dan pendapat ini dikuatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim. Menurut kitab Ruhul-Ma’ani, Ya’juj wa­Ma’juj adalah dua kabilah keturunan Yafits bin Nuh, yang bangsa Turki adalah sebagian dari mereka; mereka disebut Turki, karena mereka turiku (ditinggalkan) di sebelah sananya tembok. Selain itu, menurut uraian Al-Qur’an, terang sekali bahwa mereka adalah sebangsa manusia, yang untuk menghalang-halangi serbuan mereka, terpaksa dibangun sebuah tembok.

Â

Adapun yang kedua, Ya’juj wa-Ma’juj diuraikan dalam Al-Qur’an sbb : “Sampai tatkala Ya’juj wa-Ma’juj dilepas, mereka akan mengalir dari tiap-tiap tempat tinggi” (20:96). Ternyata bahwa yang dimaksud dengan kalimat “mengalir dari tiap-tiap tempat yang tinggi” ialah bahwa mereka akan menguasai seluruh dunia. Menilik cara Al-Qur’an menerangkan Ya’juj wa-Ma’juj dalam dua tempat tersebut, terang sekali bahwa akan tiba saatnya Ya’juj wa-Ma’juj mengalahkan sekalian bangsa di dunia. Dan terang pula bahwa pada waktu Al-Qur’an diturunkan, Ya’juj wa-­Ma’juj sudah ada, tetapi gerak-gerik mereka masih tetap terkekang sampai saat tertentu, yang sesudah itu, mereka akan terlepas untuk

menguasai seluruh dunia.

Â

4. MENGAPA AL-QUR’AN TAK MENYEBUT-NYEBUT DAJJAL

Â

Mungkin orang akan bertanya, jika sekiranya Dajjal dan Ya’juj wa-Ma’juj adalah dua sebutan yang berlainan untuk menamakan satu bangsa, mengapa Al-Qur’an anya menyebutkan nama Ya’juj wa-­Ma’juj saja, dan tak sekali-kali menyebutkan nama Dajjal? Sebabnya ialah bahwa kata Dajjal, sebagaimana kami terangkan di atas, artinya “pembohong” atau “penipu”, dan tak seorangpun suka disebut pembohong atau penipu, walaupun ia benar-benar seorang pembohong atau penipu yang ulung.

Â

Sebaliknya, oleh karena Ya’juj wa-Ma’juj itu nama suatu bangsa, maka tak seorangpun akan merasa keberatan memakai nama itu. Bahkan sebenarnya, bangsa Inggris sendiri telah memasang patung Ya’juj wa-Ma’juj di depan Guildhall di London. Inilah sebabnya mengapa Al-Qur’an hanya menggunakan nama Ya’juj wa-Ma’juj, dan tak menggunakan nama Dajjal yang artinya pembohong. Sebaliknya, kitab-kitab Hadits menggunakan kata Dajjal, karena nama Dajjal atau Anti Christ, dan ramalan-ramalan yang berhubungan dengan ini, disebutkan dalam Kitab Suci yang sudah-sudah. Oleh karena itu, perlu sekali dijelaskan bagaimana terpenuhinya ramalan-ramalan itu.

Â

Selain itu, kata Dajjal hanya menunjukkan satu aspek persoalan, yakni, kebohongan dan penipuan yang dilakukan oleh bangsa itu, baik mengenai urusan agama, maupun mengenai urusan duniawi. Akan tetapi terlepas dari sifat-sifatnya yang buruk, ada pula segi kebaikannya.

Â

Dipandang dari segi duniawi, kesejahteraan materiil mereka harus dipandang sebagai segi kebaikan mereka. Itulah sebabnya mengapa dalam Hadits digambarkan, bahwa mata Dajjal yang hanya satu, yaitu mata duniawi; gemerlap bagaikan bintang. Al-Our’an juga menerangkan keahlian mereka dalam membuat barang-barang. Jadi julukan Dajjal hanyalah sebagian dari gambaran bangsa itu.

Â

Dalam Al-Qur’an, bangsa-bangsa Kristen disebut “para penghuni Gua dan inskripsi” (18:9). Gambaran ini menggambarkan dua aspek sejarah agama Kristen. “Para penghuni Gua” merupakan gambaran yang tepat bagi kaum Kristen dalam permulaan sejarah mereka karena pada waktu itu ciri khas mereka yang paling menonjol ialah hidup dalam biara. Mereka meninggalkan sama sekali urusan duniawi untuk mengabdikan sepenuhnya dalam urusan agama. Dengan perkataan lain, mereka membuang dunia guna kepentingan agama.

Â

Akan tetapi pada zaman akhir, mereka digambarkan sebagai “Bangsa Inskripsi (ar-raqimi)”. Kata raqmun artinya barang yang ditulis. Kata ini khusus digunakan bagi harga yang ditulis pada barang-barang dagangan, seperti pakaian dan sebagainya. Gambaran ini mengandung arti penyerapan mereka yang amat dalam, dalam urusan duniawi, fakta ini diuraikan dalam Al-Qur’an sbb: “Orang-orang yang usahanya menderita rugi dalam kehidupan dunia ini” (18:104).

Â

Jadi, bangsa Kristen yang pada permulaan sejarah mereka membuang dunia untuk kepentingan agama, tetapi pada zaman akhir, mereka membuang agama untuk kepentingan dunia; oleh sebab itu, mereka dikatakan dalam Al-Qur’an sebagai “salah satu pertanda Kami yang mengagumkan” (18:9). Sabda Al-Qur’an tersebut di atas adalah gambaran yang tepat tentang kecondongan mereka kepada kebendaan. Oleh karena dalam urusan duniawi, mereka lebih maju dari bangsa-bangsa lain, maka bangsa lain itu mengikuti mereka secara membuta-tuli, karena terpikat oleh keuntungan-keuntungan duniawi yang dijamin oleh mereka.

Â

Jadi, bangsa-bangsa Kristen menyesatkan bangsa-bangsa lain di dunia, bukan saja dengan pengertian yang salah tentang Putra Allah dan Penebusan dosa, melainkan pula dengan cita-cita mengejar-ngejar kebendaan secara membuta-tuli, dengan mengabaikan sama sekali nilai-nilai hidup yang lebih tinggi. Oleh karena itu, dalam Hadits, mereka diberi nama Dajjal, atau penipu ulung.

Â

Â

5. YA’JUJ WA-MA’JUJ MENURUT KITAB BIBLE

Â

Dalam kitab Bible, Ya’juj wa-Ma’juj diuraikan dengan kata-kata yang amat jelas, sehingga tak diragukan lagi siapa Ya’juj dan Ma’juj itu.

Dalam Kitab Yehezkiel 38:1-4, diterangkan sbb:

Â

“Dan lagi datanglah firman Tuhan kepadaku, bunyinya: Hai anak Adam! Tujukkanlah mukamu kepada Juj dan tanah majuj, raja Rus, Masekh dan Tubal, dan bernubuatlah akan halnya. Katakanlah: Demikianlah firman Tuhan Hua. Bahwasanya Aku membalas kepadamu kelak, hai Juj, raja Rus, masekh dan Tubal. Dan kubawa akan dikau berkeliling dan kububuh kait pada rahangmu … “

Â

Di sini Juj diuraikan seterang-terangnya, dan Juj di sini adalah sama dengan Ya’juj dalam Al-Qur’an. Dia dikatakan sebagai raja Rusia, Moscow dan Tubal. Adapun Majuj (Ma’juj), hanya dikatakan “tanah Ma’juj”.

Â

Tiga nama yang disebutkan dalam kitab Bible ialah: Rus atau Rusia, Masekh atau Moscow, dan Tubal atau Tobolsk. Rusia adalah nama negara, sedangkan Omask dan Tubal adalah nama dua sungai di sebelah Utara pegunungan Kaukasus. Pada sungai Omask terletak kota Moscow, dan pada sungai Tubal terletak kota Tobolsk; dua-duanya merupakan kota Rusia yang termasyur. Mengingat terangnya gambaran ini, maka tak diragukan lagi siapa Ya’juj itu.

Â

Jadi terang sekali bahwa Juj ialah Russia, tempat kediaman bangsa Slavia. Adapun Ma’juj adalah negara itu juga. Jadi di satu fihak, Juj dikatakan sebagai raja Rusia, di lain fihak, ia digambarkan mendiami tanah Majuj. Rusia terletak di Eropa. Penduduk Eropa terdiri dari dua pokok suku-bangsa, yaitu Slavia dan Teutonia. Bangsa Teutonia meliputi bangsa Britis dan bangsa Jerman. Ini menunjukkan seterang-terangnya bahwa Juj adalah nama bangsa-bangsa Eropa Timur (Slavia), sedangkan Majuj adalah nama bangsa-bangsa Eropa Barat, yaitu bangsa Teutonia.

Â

Dan terang pula bahwa dua bangsa ini mula-mula sekali mendiami tanah yang sama. Boleh jadi, Juj dan Majuj adalah nama atau julukan nenek-moyang dua bangsa ini. Hal ini dibuktikan adanya kenyataan bahwa patung Ya’juj dan ma’juj itu sejak zaman dahulu sudah berdiri di depan Guildhall di London yang termasyur. Jika dua nama itu tak ada hubungannya dengan nenek-moyang bangsa-bangsa ini, mengapa patung mereka itu dipasang di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat ?

Â

Berdasarkan keterangan tersebut dalam kitab Bible ditambah dengan bukti sejarah yang dilengkapi dengan dua patung di London, sudah dapat dipastikan bahwa Ya’juj wa-Ma’juj bukanlah nama khayalan, melainkan nama dua suku bangsa yang mendiami Benua Eropa, dan yang seluruhnya menutupi dataran Eropa. Menilik tanda-tanda yang terang tentang identitas bangsa-bangsa itu, maka apa yang diuraikan dalam Al-Qur’an bahwa Ya’juj wa-Ma’juj akan mengalir dari tiap-tiap tempat tinggi, ini tak dapat diartikan lain selain bahwa bangsa-bangsa Eropa akan menguasai seluruh muka bumi.

Â

Bahkan kalimat “kulli hadabin” yang artinya tiap-tiap tempat tinggi ini menunjukkan, bahwa mereka bukan saja unggul dalam bidang fisik, melainkan pula dalam bidang intelektuil, sehingga bangsa-bangsa lain di dunia bukan saja diperbudak jasmaninya, melainkan pula rohaninya. Jadi, Al-Qur’an memberi gambaran yang nyata kepada kita tentang merajalelanya kekuasaan politik dan kebudayaan Eropa di seluruh dunia, dan runtuhnya ummat Islam pada akhir zaman; kenyataan ini memang aneh, tetapi ini membuktikan seterang-terangnya akan kebenaran Islam.

Â

Â

6. DAJJAL MENURUT Al-HADITS

Â

Ada beberapa masalah penting yang harus diingat sehubungan dengan gambaran Dajjal yang termuat dalam Al-Hadits. Yang pertama ialah bahwa ramalan Nabi Muhammad SAW tentang munculnya Dajjal itu didasarkan atas kasyaf (visiun). Sebuah Hadits sahih dari Nawas bin Sam’an mengenai Dajjal, yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidhi, terdapat kata-­kata sbb:

Â

“Seakan-akan ia (Dajjal) mirip dengan “Abdul-’Uzza”. Kata seakan-­akan ini terang sekali menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW menggambarkan keadaan yang beliau lihat dalam visiun (kasyaf); hal ini memberi keyakinan kepada kita bahwa ramalan beliau mengenai Dajjal itu berasal dari kasyaf atau ru’yah. Tetapi pada waktu menceritakan ramalan-ramalan itu, biasanya tak diterangkan bahwa kenyataan itu dilihat dalam kasyaf atau ru’yah.

Â

Apa-apa yang dilihat dalam ru’yah (kasyaf) itu biasanya harus ditafsirkan. Al-Qur’an sendiri menceritakan beberapa impian, yang artinya berlainan sekali dengan arti kalimatnya. Misalnya, dalam mimpi Nabi Yusuf melihat matahari, bulan dan sebelas bintang bersujud ke­pada beliau. Tetapi arti impian ini yang sesungguhnya ialah bahwa Allah akan menaikkan derajat dan kedudukan beliau.

Â

Selanjutnya dalam mimpi Raja melihat tujuh ekor sapi kurus menelan tujuh ekor sapi gemuk. Adapun artinya ialah simpanan gandum selama tujuh tahun musim baik akan habis dimakan dalam tujuh tahun musim kering.

Â

Dalam Hadits juga diriwayatkan impian Nabi Muhammad yang artinya berlainan sekali dengan kejadian yang dilihat dalam mimpi. Misalnya, dua gelang yang beliau lihat dalam mimpi, artinya, dua nabi palsu; tangan panjang artinya dermawan. Selain itu, pada umumnya orang mengakui bahwa ramalan-ramalan itu dibungkus dengan kalam ibarat.

Â

Oleh karena itu, apa yang nomor satu harus diingat sehubungan dengan ramalan-ramalan tentang Dajjal, ialah bahwa ramalan itu penuh dengan kalam ibarat. Selanjutnya, karena ramalan itu tak berhubungan dengan Hukum Syari’at, maka akan mengalami dua macam kesukaran.

Â

Pertama, orang-orang yang menceritakan ramalan itu kurang begitu hati-hati terhadap penyimpanan sabda yang diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW mengenai masalah ini, seperti hati-hati mereka terhadap penyimpanan sabda beliau mengenai Hukum Syari’at.

Â

Kedua, oleh karena tak ada alat untuk mengetahui arti yang sebenarnya dari ramalan itu, sebelum ini menjadi kenyataan, maka tak jarang terjadi bahwa ucapan Nabi Muhammad SAW itu keliru ditangkapnya, sehingga kesan yang keliru ini mengakibatkan adanya penambahan dan perubahan dalam Hadits itu.

Â

7. MENURUT AL-QUR’AN DAN AL-HADITS, KEMENANGAN GEREJA ITU SAMA DENGAN FITNAHNYA DAJJAL

Â

Sebagaimana kami terangkan di muka, Al-Qur’an tak menyebutkan nama Dajjal secara khusus. Tetapi dalam Hadits sahih diterangkan bahwa barang siapa membaca surat al-Kahfi, ia akan diselamatkan dari fitnahnya Dajjal, padahal surat ini khusus membahas agama Nasrani dan ajarannya yang palsu. Terutama sekali sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat terakhir dari surat ini, khusus dibahas kepercayaan dan kegiatan bangsa-bangsa Kristen. Ini menunjukkan seterang-terangnya bahwa rnenurut Al-Qur’an, f’itnahnya Dajjal itu hanya sebutan lain saja bagi kemenangan agama Nasrani. Dengan perkataan lain, apa yang digambarkan dalam Hadits sebagai fitnahnya Dajjal itu tiada lain hanyalah kemenangan agama Nasrani.

Â

Dengan suara bulat semua kitab Hadits mengumumkan bahwa fitnahnya Dajjal adalah fitnah yang paling besar, sampai-sampai kaum Muslimin diajarkan agar pada tiap-tiap shalat berdo’a kepada Allah untuk diselamatkan dari fitnahnya Dajjal: “Ya Allah, aku mohon perlindungan Dikau dari fitnahnya Masih ad-Dajjal”. Selanjutnya diterangkan pula dalam Hadits bahwa setiap Nabi memperingatkan ummatnya terhadap fitnahnya Dajjal. Dalam Hadits dinyatakan seterang-­terangnya sbb:

Â

“Tak ada fitnah yang lebih besar daripada fitnahnya Dajjal, sejak terciptanya Adam hingga Hari Kiamat”.

Â

Semua kitab Hadits sama pendapatnya tentang hal ini, dan peringatan ini diulang berkali-kali dalam berbagai bentuk kalimat. Oleh karena itu timbullah pertanyaan, mengapa Al-Qur’an tak membicarakan peristiwa yang digambarkan dengan tegas oleh Nabi Muhammad SAW sebagai fitnah yang paling besar?

Â

Sebelum kami menjawab pertanyaan ini, baiklah kami periksa labih dahulu sifat dua macam fitnah yang kaum Muslimin diperingatkan akan terjadi pada akhir zaman. Pertama tentang fitnahnya Ya’juj wa-­Ma’juj, ini diuraikan seterang-terangnya, baik dalam Al-Qur’an maupun dalam Hadits; akan tetapi Al-Qur-an tak menerangkan tentang Dajjal, melainkan sebagai penggantinya, Al-Qur’an hanya menerangkan fitnah besar berupa ajaran Kristen tentang Ketuhanan nabi ‘Isa. Dengan kata-­kata yang tegas, Al-Qur’an mencela ajaran ini sebagai fitnah yang paling besar bagi manusia:

Â

“Langit hampir-hampir pecah dan bumi membelah dan gunung-­gunung runtuh berkeping-keping, karena mereka mengakukan seorang putra kepada Tuhan Yang Maha-pemurah” (19:90-91)

Â

Selanjutnya Al-Qur’an menerangkan, bahwa ajaran semacam itu tak pernah diajarkan oleh nabi ‘Isa. bahkan sebenarnya, ajaran itu bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh nabi ‘Isa.

Â

“Tatkala Allah berfirman: Wahai ‘Isa anak Maryam, apakah engkau berkata kepada manusia ambillah aku dan ibuku sebagai Tuhan selain Allah ? la (’Isa) berkata: Maha suci Engkau, tak pantas bagiku mengatakan sesuatu yang aku tak berhak mengatakan itu… Aku tak berkata kepada mereka selain apa yang Engkau perintahkan kepadaku, yakni mengabdilah kepada Allah, Tuhanku dan Tuhan kamu” (5:116-117).

Â

Jadi menurut Al-Qur’an, ajaran tentang Ketuhanan nabi ‘Isa tak diajarkan oleh beliau, melainkan diajarkan oleh Anti-christ atau Dajjal. Walaupun Al-Qur’an tak menyebut-nyebut nama Dajjal, namun Al-Qur’an membicarakan ajaran Dajjal yang sesat berupa ajaran Kristen tentang Putra Allah.

Â

Jika kami memperhatikan Hadits yang bersangkutan, inipun membenarkan apa yang tersebut di atas. Dalam hubungan ini, hal yang mula-pertama menarik perhatian kami ialah, bahwa Hadits yang menerangkan turunnya al-Masih, hampir semuanya memikulkan satu tugas kepada beliau, yakni “mematahkan kayu palang” (yaksirus-saliba).

Â

Jarang sekali Hadits yang menerangkan, bahwa beliau ditugaskan untuk membunuh Dajjal. Hal ini memang aneh jika diingat bahwa menurut Hadits, fitnahnya Dajjal itu fitnah yang paling besar di dunia. Fitnah ini hanya akan disingkirkan oleh tangan Masih-Mau’ud. Akan tetapi pada waktu membicaraka turunnya al-Masih, Hadits hanya menerangkan bahwa tugas beliau yang paling besar ialah mematahkan kayu palang; ini menunjukkan seterang-terangnya bahwa mematahkan kayu palang adalah sama artinya dengan membunuh Dajjal.

Â

Sungguh mengesankan sekali bahwa manakala Hadits menerangkan fitnah zaman akhir, maka fitnah yang paling besar adalah fitnahnya Dajjal; tetapi manakala Hadits menerangkan obat yang dapat memberantas fitnah itu, maka hanya disebut patahnya kayu palang. Mengingat bahwa tugas utama Masih-Mau’ud ialah mematahkan kayu palang, maka teranglah bahwa fitnahnya Dajjal dan merajalelanya agama Kristen adalah, dua sebutan belaka bagi satu idee yang sama.

Â

8. MENGAPA DAJJAL DISEBUT AL-MASIH

Â

Sebenarnya jika orang mau berpikir sejenak saja, pasti akan menemukan kebenaran, mengapa Dajjal disebut Masihid-Dajjal. Mengapa Dajjal disebut al-Masih? Karena Dajjal selalu menunaikan tugasnya atas nama “al-Masih”, yang julukan ini diberikan oleh Allah kepada nabi ‘Isa berdasarkan wahyu-Nya. Diberikannya julukan al-Masih kepada Dajjal menunjukkan, bahwa Dajjal akan menunaikan pekerjaan atas nama orang suci ini, dan inilah sebenarnya yang menyebabkan dia disebut Dajjal atau penipu, karena ia menggunakan nama “al-Masih”, seorang Nabi dan hamba Allah yang tulus, tetapi ia berbuat sesuatu yang bertentangan sama sekali dengan ajaran beliau.

Â

Al-Masih ‘Isa mengajarkan bahwa Allah itu Esa, dan tak ada Tuhan selain Dia yang wajib disembah; tetapi Dajjal mengangkat nabi ‘Isa itu sendiri sebagai Tuhan. Selanjutnya, al-Masih ‘Isa mengajarkan bahwa semua Nabi adalah hamba Allah yang tulus, tetapi Dajjal mengutuk semua Nabi yang suci sebagai orang berdosa. Mengapa demikian ? Karena jika para Nabi Utusan Allah ini tak dikutuk sebagai orang berdosa, maka tak perlu timbul Putra Allah yang tak berdosa, untuk menebusi dosa sekalian manusia.

Â

Selanjutnya, al-Masih ‘Isa mengajarkan bahwa setiap orang akan mendapat ganjaran atau hukuman sesuai perbuatan yang ia lakukan, tetapi Dajjal yang berkedok al-Masih mengajarkan bahwa Putra Allah sudah cukup menebusi dosa ummat Kristen. Al-Masih ‘Isa mengajarkan bahwa orang kaya tak dapat masuk dalam kerajaan Surga, tetapi Dajjal yang mengaku-ngaku al-Masih mengajarkan supaya manusia menumpuk-numpuk kekayaan. Singkatnya, kitab-kitab Hadits menggunakan julukan “Al-Masihid Dajjal” hanyalah untuk menjelaskan, bahwa Dajjal adalah nama lain belaka bagi agama Kristen sekarang ini. Nama Al-Masih dan agama al-Masih hanyalah digunakan sebagai kedok untuk menutupi penipuan (dajala) yang ada di belakang itu.

Â

9. HADITS TENTANG DAJJAL

Â

Hadits tentang Dajjal adalah banyak sekali, dan diriwayatkan oleh sejumlah besar Sahabat Nabi, sehingga tak perlu dipersoalkan lagi tentang mutawatir-nya; walaupun masih perlu dipersoalkan tentang terpenuhinya ramalan itu secara terperinci. Hadits-hadits itu termuat dalam kitab-kitab Hadits yang amat sahih, bahkan yang termuat dalam kitab Bukhari dan Muslim tak sedikit jumlahnya.

Â

Hadits tentang Dajjal yang termuat dalam Musnad Imam Ahmad bin Hambal berjumlah seratus, dan di antara yang meriwayatkan Hadits; terdapat sahabat kenamaan, seperti sayyidina Abubakar, ‘Ali, Siti ‘Aisyah, Sa’d bin Abi Waqqas; Abdullah bin Abbas, Abdullah bin ‘Umar, Abdullah bin ‘Amr, Abu Hurairah, Abu Said Khudri, Anas bin Malik, Jabir, Hisyam bin Amir, Samrah bin Jundab, Ubayya bin Ka’b, Safinah, Imran bin Husain, Nawas bin Sam’an, Ummu Syarik, Fatimah binti Qais, Ubadah bin Samit, Abu Ubaidah bin Al-Jarrah, Asma’ binti Yazid, dan Mughirah bin Syu’bah.

Â

Masih banyak Sahabat lagi yang meriwayatkan Hadits tentang Dajjal. Para Sahabat ini semua sependapat bahwa Nabi Muhammad SAW berulang-­ulang menceritakan Dajjal, hingga tak perlu diragukan lagi tentang adanya kenyataan bahwa sumber yang mengalirkan ramalan itu adalah Nabi Muhammad SAW sendiri.

Â

10. APAKAH DAJJAL ITU ORANG ATAUKAH BANGSA ?

Â

Memang benar bahwa kebanyakan Hadits menggambarkan seakan-­akan Dajjal itu orang yang bermata satu, yang di dahinya terdapat tulisan Arab yang terdiri dari huruf kaf, fa’ dan ra’ (atau kafara, artinya kafir), dan yang membawa keledai, sungai dan api. Tetapi jika Hadits-­hadits itu kita cocokkan dengan uraian Al-Qur’an, maka akan nampak dengan jelas, bahwa Dajjal bukanlah nama orang, melainkan suatu bangsa, atau lebih tepat lagi, segolongan bangsa.

Â

Dengan tegas Al-Qur’an mempersamakan Dajjal dengan bangsa-bangsa Kristen, dan lagi, Al-Qur’an menyatakan bahwa Dajjal dan Ya’juj wa-Ma’juj bukanlah dua jenis makhluk yang berlainan, karena fitnah yang ditimbulkan oleh mereka itu disebutkan bersama-sama.

Â

Kami juga mempunyai bukti dari kitab Bible yang menerangkan, bahwa Ya’juj wa-Ma’juj adalah bangsa-­bangsa Eropa. Dengan demikian teranglah bahwa Dajjal juga berarti bangsa. Sebagaimana telah kami terangkan di muka, fitnah Dajjal itu bersumber pada menangnya agama Kristen.

Â

Ada sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang membuktikan bahwa Dajjal itu bukan orang melainkan bangsa, sebagaimana Roma dan Persi yang diuraikan dalam Hadits itu bukanlah tempat melainkan bangsa. Hadits itu berbunyi sbb:

Â

“Rasulullah SAW bersabda: Kamu akan bertempur dengan Jazirah Arab, dan Allah akan memberi kemenangan kepada kamu, lalu kamu akan bertempur dengan Persi, dan Allah akan memberi kemenangan kepada kamu; lalu kamu akan bertampur dengan Roma, dan Allah akan memberi kemenangan kepada kamu; lalu kamu akan bertempur dengan Dajjal, dan Allah akan memberi kemenangan kepada kamu”.

Â

Di sini pertempuran dengan Dajjal diuraikan dengan kalimat yang sama seperti pertempuran dengan Arab, Persi dan Roma. Ini menunjukkan bahwa Dajjal adalah bangsa, seperti halnya Arab, Persi dan Roma. Boleh jadi yang diisyaratkan di sini ialah Perang Salib, tetapi mungkin pula mengisyaratkan peristiwa yang terjadi di dunia pada zaman sekarang. Namun satu hal sudah pasti, yakni bahwa menurut Hadits ini, Dajjal berarti bangsa atau segolongan bangsa; seperti halnya Persi atau Roma.

Â

Tetapi masih saja harus dijelaskan, mengapa dalam Hadits dijelaskan seakan-akan Dajjal itu orang. Sebagaimana telah kami terangkan, semua ramalan Nabi Suci itu didasarkan pada ru’yah atau kasyaf (visiun), dan dalam ru’yah atau kasyaf, suatu bangsa hanya digambarkan sebagai orang-seorang. Sebenarnya, bangsa itu dikenal dari ciri-cirinya; dan dalam ru’yah, ciri-ciri ini hanya dapat diperlihatkan dalam bentuk orang-­seorang. Bahkan dalam bahasa sehari-hari, bangsa itu diajak bicara bagaikan orang. Misalnya, Al-Qur’an mengajak bicara bangsa Israil, seakan-­akan bangsa Israil itu orang. Bacalah misalnya, ayat Al-Qur’an berikut ini:

Â

“Wahai kaum Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang Aku berikan kepada kamu, dan bahwa Aku memuliakan kamu di atas sekalian bangsa” (2:47).

Â

Kaum Bani Israil yang diperingatkan di sini ialah mereka yang hidup pada zaman Nabi Muhammad SAW, tetapi peristiwa yang dimaksud ialah yang terjadi pada zaman nabi Musa, atau beberapa abad sesudah beliau. Kenikmatan yang teruraikan dalam ayat ini telah diberikan, ke­pada kaum Bani Israil zaman dahulu, tetapi ayat Al-Qur’an ini ditujukan kepada kaum Bani Israil zaman sekarang yang sedang dalam keadaan hina dan suram. Tetapi seluruh kaum Bani Israil ini dikatakan bagaikan satu orang.

Â

Demikianlah seluruh bangsa Dajjal diperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam ru’yah bagaikan satu orang, padahal Dajjal seperti yang digambarkan oleh Al-Qur’an menunjukkan bahwa Dajjal adalah segolongan bangsa yang ciri-ciri khasnya sudah dikenal.

Â

11. GAMBARAN DAJJAL MENURUT AL-HADITS

Â

Segala macam keistimewaan yang kami lihat pada peradaban Barat sekarang ini, semuanya cocok dengan ciri-ciri Dajjal yang dilihat oleh Nabi Muhammad SAW dalam ru’yah. Memang benar bahwa bangsa-bangsa ini mempunyai sedikit perbedaan satu sama lain, tetapi ada satu hal yang semuanya sama. Dan ciri yang sama inilah yang digambarkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam memberi gambaran tentang Dajjal.

Â

Kami hanya akan mengutip Hadits-hadits yang menguraikan ciri-ciri Dajjal. Marilah kita mulai dengan Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari :

Â

1. “Dan aku melihat orang yang berambut ikal pendek, yang mata-kanannya buta Aku bertanya: Siapakah ini? Lalu dijawab, bahwa ia adalah Masihid – Dajjal” (Bukhari 77:68,92)

Â

2. “Awas! dia pecak (buta sebelah)… dan diantara dua matanya, tertulis ‘Kafir’…” (Bukhari 93:27).

Â

Dari gambaran tersebut dapatlah kami catat:

1.     Bahwa mengenai bentuknya, Dajjal digambarkan berbadan kekar.

2.     Bahwa roman-mukanya putih dan mengkilat.

3.     Bahwa rambut kepalanya pendek dan ikal.

Â

Tiga gambaran ini cocok sekali derigan bentuk orang-orang Eropa pada umumnya. Mereka itu pada umumnya berbadan kekar; bertubuh baik dan kuat; rambutnya pendek dan ikal, sampai-sampai wanitanya ­pun memotong pendek rambutnya; kulit mereka putih dan mengkilat. Jadi, gambaran tentang ciri-ciri Dajjal tersebut, cocok sekali dengan perwujudan orang-orang Eropa.

Â

Adapun dua ciri lainnya, yakni, bahwa mata kanan Dajjal buta, dan pada dahinya tertulis kaf, fa’dan ra’ atau kaflr, ini menggambarkan keadaan rohani Dajjal yang sebenarnya. Sebagaimana telah kami terangkan, Dajjal menggambarkan suatu bangsa. Sebagai bangsa, tak mungkin semuanya buta mata jasmaninya.

Â

Selain itu, Dajjal yang digambarkan buta mata kanannya, mata-kiri Dajjal digambarkan bersinar gemerlapan bagaikan bintang. Dengan perkataan lain, mata-kanan Dajjal digambarkan hilang cahayanya, tetapi mata-kirinya bersinar terang. Penjelasan yang diberikan oleh Imam Raghib tentang mata Dajjal yang buta sebelah kanannya, sungguh ilmiyah sekali. Pada waktu menjelaskan arti kata al-Masih, beliau menerangkan bahwa kata masaha berarti menghapus sesuatu, lalu beliau menambahkan keterangan sbb:

Â

“Diriwayatkan bahwa mata-kanan Dajjal hilang penglihatannya, sedangkan nabi ‘Isa mata-kiri beliaulah yang hilang penglihatannya; dan ini berarti bahwa Dajjal tak mempuyai sifat-sifat akhlak tinggi, seperti misalnya kearifan, kebijaksanaan dan rendah hati; sedangkan nabi ‘Isa tak mempunyai kejahilan, keserakahan, kerakusan dan sebagainya yang termasuk jenis akhlak yang rendah”.

Â

Jadi, gambaran Dajjal buta mata-kanannya janganlah ditafsirkan secara harfiyah, melainkan secara kalam ibarat, yakni harus diartikan bahwa Dajjal tak mempunyai akhlak yang baik.

Â

Bahwa dua mata manusia itu, yang satu digunakan untuk melihat hal-hal yang berhubungan dengan kerohanian dan agama, dan yang satu lagi digunakan untuk melihat hal-hal yang berhubungan dengan kebendaan dan keduniaan. Oleh karena hal-hal yang berhubungan dengan agama dan kerohanian itu lebih tinggi kedudukannya daripada hal-hal yang berhubungan dengan kebendaan dan keduniaan, maka buta mata kanan Dajjal berarti bahwa Dajjal sedikit sekali perhatiannya terhadap hal-hal yang berhubungan dengan agama atau kerohanian, dan ini cocok sekali dengan apa yang dialami oleh bangsa-bargsa Eropa sekarang ini.

Â

Seluruh parhatian mereka ditujukan kepada hal-hal yang berhubungan dangan kebendaan dan keduniaan dan kemajuan mereka dalam bidang ini tak ada bandingannya. Inilah yang dimaksud dengan apa yang diuraikan dalam Hadits, bahwa mata-kiri Dajjal bersinar gemerlapan bagaikan bintang. Artinya, Dajjal mampu melihat segala macam barang-barang duniawi, yang bangsa-bangsa lain tak mempunyai pengertian tentang itu. Tetapi mata rohani Dajjal tak mempunyai penglihatan yang tajam, karena semua kekuatan Dajjal dihabiskan guna kepentingan urusan duniawi. Sukses Dajjal yang tak ada taranya dalam urusan duniawi mengakibatkan buta sebelah. Penjelasan ini sungguh mengagumkan dan cocok sekali dengan apa yang dikatakan oleh Al-Qur’an tentang bangsa-bangsa Kristen:

Â

“Orang-orang yang usahanya menderita rugi dalam kehidupan dunia, dan mereka mengira bahwa mereka amat pandai dalam membuat barang-barang” (18:104)

Â

Hadits Nabi melukiskan hal ini dengan kalam ibarat, bahwa mata­ kiri Dajjal, yaitu, mata-duniawi bersinar gemerlapan bagaikan bintang. Adapun keadaan rohani bangsa-bangsa Dajjal Allah berfirman sbb:

Â

“Mereka adalah orang-orang yang mengkafiri ayat Tuhan, dan (mengakhiri) perjumpaan dengan Dia” (18 : 105).

Â

Hadits Nabi menjelaskan hal ini dengan caranya sendiri, yaitu, bahwa mata-kanan Dajjal tak mempunyai kekuatan untuk melihat ayat Tuhan.

Â

Tanda Dajjal yang lain, yakni tulisan kafara atau kafir pada dahinya ini berkenaan pula dengan keadaan rohaninya. Jika orang berkata, bahwa pada dahi seseorang terdapat tulisan anu, ini sama artinya dengan mengatakan, bahwa anu itu adalah fakta senyata-nyatanya bagi dia. Maka dari itu, uraian Hadits bahwa pada dahi Dajjal terdapat tulisan kafir, ini hanyalah berarti bahwa kekafiran itu merupakan kenyataan yang senyata-nyatanya bagi dia.

Â

Kata-kata Hadits itu sendiri sudah menerangkan; bahwa demikian itulah nyatanya. Pertama-tama, Hadits menerangkan bahwa tiap-tiap mukmin dapat membaca tulisan itu; jadi bukan tiap-tiap orang dapat membaca tulisan itu. Lalu ditambahkan kata penjelasan tentang orang mukmin itu, yakni, “baik ia buta huruf atau mengerti tulis menulis.” Artinya, tiap-tiap orang mukmin dapat memahami tulisan itu, baik ia mengerti tulis-menulis atau tidak.

Â

Sudah terang, bahwa tulisan yang dapat dibaca oleh tiap-tiap orang mukmin, baik ia mengerti tulis-menulis atau buta huruf, tak mungkin berwujud kata-kata atau huruf. Jika tulisan itu berwujud kata-kata atau huruf, niscaya tak dipersoalkan lagi apakah pembacanya mukmin atau kafir, demikian pula tak perlu dinyatakan bahwa orang mukmin dapat membaca tulisan itu sekalipun ia buta-huruf.

Â

Kepandaian membaca tulisan, tak ada sangkut pautnya dengan urusan iman. Setiap orang yang tak buta huruf pasti dapat membaca tulisan, sedangkan orang buta huruf, sekalipun ia orang mukmin sejati, ia tetap tak dapat membaca tulisan. Oleh karena itu, tulisan yang dimaksud bukanlah tulisan biasa, melainkan menifestasinya perbuatan seseorang. Pernyataan bahwa tulisan itu hanya dapat dibaca oleh orang mukmin saja, ini berarti, bahwa orang kafir tak pernah sadar akan kekafirannya, sehingga membutuhkan mata orang mukmin untuk membaca buruknya kekafiran mereka.

Â

12. TEMPAT TINGGAL DAJJAL PADA ZAMAN NABI

Â

Sebuah Hadits menerangkan, bahwa pada suatu hari sehabis salat berjama’ah, Nabi Muhammad SAW menahan para Sahabat dan berkata sbb : “Tamim Dari, seorang Kristen yang memeluk Islam, ia menceritakan kepadaku tentang Dajjal, yang cocok dengan apa yang pernah aku ceritakan kepada kamu”. Lalu beliau menceritakan ceritera Tamim Dari sbb :

Â

“Pada suatu hari ia berlayar dengan beberapa orang dari kabilah Lakhm dan Judham. Setelah berlayar sebulan lamanya, mereka mendarat di sebuah pulau, dimana mereka berjumpa untuk pertama kali dengan seekor makhluk yang aneh, yang menamakan dirinya Jassassh (makna aslinya mata-mata). Jassasah memberitahukan kepada mereka tentang seorang laki-laki yang tinggal dalam Gereja. Kemudian mereka mengunjungi orang itu dalam Gereja, yang nampak seperti raksasa, yang tangannya diikat pada lehernya, dan kakinya diikat dengan rantai, dari lutut hingga mata-kaki. Mereka bercakap-cakap dengan orang ini, yang tiba-tiba ia bertanya kepada mereka tentang Nabi SAW, dan ia mengakhiri percakapannya dengan ucapan: ‘Aku adalah Masihid ­Dajjal, dan aku berharap semoga aku segera dibebaskan, lalu aku dapat menjelajahi seluruh dunia, kecuali Makkah dan Madinah”.

Â

Satu hal yang sudah pasti ialah bahwa seluruh ceritera ini bukanlah kejadian biasa, melainkan sebuah visiun (ru’yah). Adapun bukti bahwa kejadian itu terjadi dalam ru’yah ialah adanya kenyataan bahwa Dajjal bertanya kepada mereka sbb: “Ceriterakanlah kepadaku tentang Nabi bangsa Ummi (bangsa Arab), apakah yang ia kerjakan”.

Â

Pertanyaan mereka dijawab sbb: “Beliau meninggalkan Makkah dan sampai di Madinah”. Dalam Hadits lain, Dajjal diriwayatkan bertanya sbb: “Orang ini yang muncul di antara kamu, apakah yang ia kerjakan?” (Kanzul­-Ummal jilid VII, hal 2024).

Bagaimana mungkin Dajjal tahu bahwa Nabi bangsa Arab telah muncul? Apakah Dajjal telah menerima wahyu? Sudah barang tentu tidak. Dan pula tak mungkin bahwa ini adalah perkara terkaan.

Â

Kejadian-kejadian lain yang diceriterakan dalam Hadits ini, semuanya menguatkan pendapat bahwa ini terjadi dalam ru’yah. Misalnya, siapakah yang mengikat tangan Dajjal pada lehernya? Siapakah yang mengikat kakinya dengan rantai? Bolehkah kami mengira bahwa Dajjal dilahirkan dalam keadaan demikian? Mengapa jassasah tidak melepas rantai Dajjal? Segala persoalan yang rumit ini hanya dapat dipecahkan apabila kami menganggap ceritera ini berasal dari ru’yah Tamim Dari.

Â

Segala sesuatu yang diketahui oleh Nabi Suci yang berhubungan dengan masalah ini juga berlandaskan ru’yah. Allah tak pernah membawa beliau ke sebuah pulau, dan menyuruh beliau melihat Dajjal dengan mata-kepala sendiri. Sebaliknya, hanya melalui ru’yah sajalah, beliau melihat sifat-sifat Dajjal. Beliau menyajikan ru’yah Tamim Dari ini, sekedar untuk memperkuat apa yang diketahui oleh beliau dalam ru’yah sebagaimana beliau menceriterakan juga impian para Sahabat lainnya. Hadits ini memberi petunjuk kepada kita, di mana tempat-tinggal Dajjal :

Â

1. Ia bertinggal di sebuah pulau.

2. Letak pulau ini sejauh satu bulan pelayaran dari Syria.

Â

Masih ada satu lagi yang orang dapat ketahui dari Hadits ini, yakni, bahwa pada zaman Nabi, Dajjal sudah ada, tetapi ia belum diizinkan keluar. Hal ini akan kami uraikan nanti dengan panjang-lebar.

Â

Dua catatan tersebut di atas memberi petunjuk seterang-terangnya akan tempat-tinggal Dajjal. Sudah terang bahwa Eropa didiami pula oleh bangsa-bangsa lain, tetapi bangsa Inggris mempunyai kekuasaan dan kebesaran yang tak pernah jatuh di tangan bangsa lain di benua itu. Itulah sebabnya mengapa benua Barat disebutkan secara khusus sebagai tempat-tinggal Dajjal.

Â

13. AGAMA DAJJAL

Â

Ada sebuah Hadits yang menerangkan bahwa kaum Yahudi akan menyertai Dajjal. Dari Hadits ini orang menyangka bahwa Dajjal akan memeluk agama Yahudi. Akan tetapi Al-Qur’an menerangkan seterang-­terangnya bahwa bangsa Dajjal mengakukan Allah mempunyai anak laki-laki. Oleh sebab itu tak ragu-ragu lagi bahwa bangsa Dajjal adalah bangsa Nasrani.

Â

Kelak akan kami terangkan apakah yang dimaksud kaum Yahudi menyertai Dajjal. Bahkan kaum Yahudi akan menyertai Dajjal tidaklah berarti bahwa Dajjal adalah kaum Yahudi. Karena jika berarti demikian, bagaimanakah arti Hadits lain yang menerangkan bahwa sebagian ummat Nabi Muhammad akan mengikuti Dajjal dan menjadi korban tipu-muslihatnya. Adapun Hadits itu berbunyi sbb :

Â

“Tujuh puluh ribu ummatku akan mengikuti Dajjal” (Misykat, ha1.477)

Â

Sebagaimana telah kami terangkan, julukan Masihid-Dajjal itu menunjukkan, bahwa bangsa Dajjal akan mengaku sebagai pengikut Masih-’Isa. Hal ini diterangkan sejelas-jelasnya dalam Hadits Tamim Dari tersebut di atas. Isyarat supaya mengunjungi orang yang berada di dalam Gereja itu seperti yang diterangkan dalam Hadits Tamim Dari, adalah penting sekali artinya.

Â

Sudah terang bahwa Gereja adalah simbul agama Nasrani, dan raksasa yang menyimbulkan ummat yang terdapat dalam Gereja itu tiada lain ialah ummat Nasrani. Adapun Jassasah (mata-mata Dajjal) hanya mempunyai satu tugas, yaitu, menganjurkan supaya orang-orang pergi ke Gereja, artinya, supaya menjadi orang Kristen. Berikut ini adalah ucapan Jassasah yang sebenarnya: “Gereja yang kamu lihat itu, masuklah ke dalam”.

Â

14. TEMPAT MUNCULNYA DAJJAL.

Â

Agaknya menarik perhatian sekali bahwa menurut Hadits Tamim Dari, Dajjal bertinggal di sebuah pulau yang letaknya di sebelah Barat Syria, sedang tempat munculnya dikatakan oleh Hadits lain, berada di Timur. Lengkapnya, Hadits ini berburiyi sbb:

Â

“Tidak! Ia (Dajjal) akan muncul disebelah Timur; tidak, ia akan muncul di sebelah Timur; tidak, ia akan muncul di sabelah Timur” (Kanzul-’Ummal jilid VII, halaman 2988).

Â

Sebelum kami menerangkan perinciannya, marilah kita tinjau lebih dahulu lain-lain Hadits yang sama artinya, yakni bahwa Dajjal akan muncul di Timur. Salah satu Hadits berbunyi sbb :

Â

“Nabi Muhammad SAW menunjuk hampir duapuluh kali ke arah Timur” (Kanzul-’Ummal, jilid VIl, halaman 2991 ).

Â

Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim mengatakan: “Tidak ! Ia akan muncul di Timur” diikuti dengan kalimat: “Beliau menunjuk dengan tangannya ke arah Timur”. Jadi jika di suatu Hadits dikatakan bahwa tempat tinggal Dajjal ialah sebuah pulau di Barat, tetapi di lain Hadits diterangkan bahwa tempad munculnya Dajjal, atau lebih tepat lagi, tempat munculnya fitnah Dajjal ialah di Timur.

Â

Ini menunjukkan bahwa merajalelanya Dajjal akan membahayakan bangsa-­bangsa di Timur. Adapun kenyataan yang tak dapat dibantah lagi, bahwa fitnahnya Dajjal tak akan menimpa bangsanya sendiri, bahkan mereka akan memperoleh keuntungan dari hasil perampokan di Timur. Jadi yang dimaksud munculnya Dajjal di Timur ialah merajalelanya fitnah Dajjal di negara-negara Timur dengan jalan memperbudak penduduknya, baik jasmani maupun rohani, lahiriyah maupun batiniyah.

Â

Menurut apa yang diterangkan dalam Hadits, terang sekali bahwa pada zaman Nabi, Dajjal itu sudah ada, akan tetapi pada waktu itu tangan dan kakinya dirantai. Inilah gambaran yang sebenarnya bagi bangsa-bangsa Eropa pada waktu itu. Mereka mengurung diri dalam tanah air mereka sendiri, lalu pada suatu ketika, mereka mengalir ke seluruh dunia untuk menaklukkan dan menjajah negara-negara lain, sehingga mereka benar-benar menguasai, atau setidak-tidaknya memaksakan pengaruhnya terhadap negara-negara itu, sehingga gerak-­gerik negara-negara itu dipimpin dan diawasi oleh bangsa-bangsa Eropa.

Â

Itulah sebabnya mengapa di dalam Hadits diterangkan bahwa Dajjal mengaku Tuhan, karena segala sesuatu di dunia dikerjakan menurut perintah Dajjal, seakan-akan dialah yang menguasai dan menentukan nasib bangsa-bangsa lain. Inilah apa pula yang dimaksud oleh Hadits lain yang menerangkan bahwa Dajjal ialah yang menentukan hidup-matinya orang-orang. Dengan perkataan lain, Dajjal akan meninggikan dan merendahkan derajat bangsa-bangsa lain menurut apa yang dianggap sesuai dengan tujuannya.

Â

15. FITNAH YANG PALING BESAR

Â

Dalam Sahih Muslim ada sebuah Hadits yang berbunyi sbb: “Sejak terciptanya manusia hingga datangnya Hari Kiamat, tak ada fitnah lebih besar daripada fitnahnya Dajjal” (Misykat, hal. 472).

Â

Kata-kata seperti itu, terdapat pula dalam kitab Hadits yang lain. Misalnya, dalam sebuah Hadits, Nabi SAW diriwayatkan bersabda sbb : “Wahai manusia ! Semenjak Allah menciptakan bani Adam, tak ada fitnah dimuka bumi yang lebih besar dari pada fitnahnya Dajjal” (Kanzul-’Ummal, jilid VII, halaman 2028).

Â

Hadits-hadits tersebut membuktikan bahwa fitnahnya Dajjal itu tiada lain ialah merejalelanya Imperialis Eropa sekarang ini dan menangnya agama Nasrani. Kenyataan menunjukkan bahwa sejarah ummat manusia tak dapat mempertunjukkan fitnah lain yang besarnya seperti itu.

Â

Memang dalam sejarah pernah terjadi suatu bangsa menundukkan bangsa lain dan menguasai aspek kehidupan mereka, tetapi contoh tentang penjajahan yang menyeluruh seperti yang kita saksikan sekarang ini berupa merajalelanya imperialis dan kebudayaan Eropa di seluruh dunia, belum pernah terjadi. Daratan dan lautan semuanya dikuasai oleh imperialis Eropa.

Â

Demikian pula kita tak dapat menemukan persamaannya tentang cara-cara kaum imperialis Barat memperbudak bangsa-bangsa lain di dunia. Yang lebih istimewa lagi ialah bahwa mereka memiliki segala macam senjata yang dengan senjata itu, orang-orang dapat tersesat dari jalan benar dan jalan kesucian. Di sebelah sini, mereka mnyesatkan orang-orang melalui sistem pendidikan, dan di sebelah sana, mereka mencapai tujuan mereka melalui penyiaran agama; kadang-kadang untuk mencapai tujuan mereka, mereka melumpuhkan jiwa manusia dengan memberikan kepada mereka kemewahan dan kesenangan jasmani; dan kadang-kadang diberikan kepada mereka hiburan-hiburan yang dapat melupakan rohani mereka sama sekali.

Â

Sering pula ilmu pengetahuan mereka digunakan untuk menghancurkan rohani ummat manusia. Pendek kata, di seluruh sejarah manusia, fitnahnya Dajjal tak ada taranya, dan sabda Nabi SAW bahwa tak ada fitnah yang lebih besar daripada fitnahnya Dajjal, ini terpenuhi berupa merajalelanya kaum imperialis Eropa, yang bukan saja membahayakan aspek kehidupan jasmani, melainkan pula membahayakan aspek kehidupan moral dan rohani.

Â

16. TANDA-TANDA DAJJAL.

Â

Berikut ini kami kutipkan beberapa Hadits yang menerangkan tanda-tanda yang mengiringi munculnya Dajjal. Adapun arti tanda-­tanda itu akan kami terangkan kelak.

Â

I. Sorga dan Neraka Dajjal

Â

“Ia (Dajjal) akan datang dengan membawa semacam sorga dan neraka; dan apa yang ia katakan sorga itu sebenarnya, neraka” (Misykat, halaman 473).

Â

“Dan ia akan membawa air dan api. Dan apa yang orang-orang melihatnya air, itu sebenarnya api yang menghanguskan; dan apa yang orang-orang melihatnya api, iiu sebenarnya air tawar yang sejuk” (Misykat, halaman 473)

Â

“Ia akan membawa api dan sungai dan barang siapa jatuh dalam apinya, ia akan memperoleh ganjaran dan disingkirkan bebannya.” (Kanzul-’Ummal, jilid VII, halaman 2975)

Â

“la akan membawa gunung roti dan sungai penuh air “(Kanzul-’­Ummal, jilid VII, halaman 2985).

Â

“Ia membawa dua sungai, yang satu penuh air, dan satu lagi penuh api” (idem, halaman 2985)

Â

“Dajjal akan muncul dengan membawa sungai dan api; barang siapa masuk dalam sungainya; ia akan memikul beban dan dilenyapkan ganjarannya; dan barangsiapa masuk dalam apinya, akan memperoleh ganjaran dan dihilangkan bebannya” (idem, halaman 2029).

Â

Di antara fitnah Dajjal ialah bahwa ia akan membawa sorga dan neraka; adapun neraka Dajjal ialah sorga, dan sorga Dajjal ialah Neraka. Maka barangsiapa diuji dengan neraka Dajjal, hendaklah ia mohon pertolongan Allah sambil membaca permulaan surat al­-Kahfi, maka neraka akan menjadi dingin dan damai” (idem, halaman 2028).

Â

“Dan ia akan membawa semacam sorga dan neraka. Dan sorga Dajjal penuh dengan asap, sedangkan neraka Dajjal adalah kebun yang menghijau” (idem, halaman 2074).

Â

Hadits yang lain berbunyi:

Â

“Sungguh ia akan membawa sorga dan neraka. Adapun neraka Dajjal ialah sorga, dan sorga Dajjal ialah Neraka. maka barang siapa diuji dengan neraka Dajjal, hendaklah ia menutup matanya dan mohon pertolongan Allah, dan neraka itu akan dingin dan damai” (idem, halaman 2079).

Â

“Bagaimana perasaan kamu jika kamu diuji oleh seseorang yang sungai-sungai dan buah-buahan di bumi akan dibikin tunduk kepadanya” (idem, halaman 2090).

Â

“Ia akan menjelajah dengan membawa dua gunung. Yang satu, penuh dengan pohon, buah-buahan dan air, dan yang lain, penuh dengan api dan asap. Ia berkata: Ini adalah sorga, dan ini adalah neraka” (idem, halaman 2110).

Â

II. Kecepatan dan kendaraan Dajjal

Â

“Kami bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimanakah cepatnya perjalanan Dajjal di muka bumi? Beliau menjawab: seperti cepatnya awan ditiup angin” (Misykat bab Dajjal).

Â

“Bumi akan digulung untuknya; ia menggenggam awan di tangan kanannya, dan mendahului matahari di tempat terbenamnya; lautan hanya sedalam mata-kakinya; di depannya adalah gunung yang penuh asap” (Kanzul-’Ummal, jilid VII, halaman 2998).

Â

“Ia akan meloncat-loncat di antara langit dan bumi” (Abu Dawud).

.

“Dajjal akan muncul dengan naik keledai putih; yang jarak antara dua telinganya adalah tujuh puluh yard” (Misykat, halaman 477)

Â

“Ia mempunyai seekor keledai yang ia naiki, yang jarak antara dua telinganya adalah empat puluh yard” (Kanzul-’Ummal, jilid VII, halaman 2104).­

Â

“Ia menaiki seekor keledai putih, yang masing-masing telinganya tiga puluh yard panjangnya, dan jarak antara kaki yang satu dengan kaki yang lain adalah perjalanan sehari semalam” (idem, halaman 2998).

Â

III. Harta kekayaan Dajjal

Â

“Dan ia melalui hutan rimba, dan ia berkata kepadanya: Keluarkanlah kekayaanmu, maka kekayaaan rimba itu mengikuti dia, bagaikan lebah mengikuti ratunya” (Misykat, halaman 473).

Â

IV. Kawan-kawan Dajjal hidup senang, dan musuh-musuh Dajjal hidup sengsara

Â

“Ia datang pada suatu kaum dan mengajak mereka (supaya mengikuti dia), dan kaum itu beriman kepadanya, ia memberi perintah kepada langit, maka turunlah hujan, lalu ia memberi perintah kepada bumi, maka keluarlah tumbuh-tumbuhan. Lalu ia datang kepada kaum yang lain, dan mengajak mereka (supaya mengikuti dia), dan kaum itu menolak ajakannya, maka berpalinglah ia dari mereka, lalu kaum itu tertimpa kelaparan, dan tak ada sedikit kekayaan pun yang mereka kuasai” (Misykat, halaman 473).

Â

“Dan di antara fitnah Dajjal ialah, apabila ia datang pada suatu kaum yang tak mau beriman kepadanya, maka tiada lagi ternak mereka yang tertinggal, melainkan binasalah semuanya; dan apabila ia datang pada kaum lain yang beriman kepadanya, maka ia memberi perintah kepada langit, lalu turunlah hujan, dan ia memberi perintah kepada bumi, lalu keluarlah tumbuh-tumbuhan” (Kanzul-­’Ummal, jilid VII. halaman 2028).

Â

“Sungai-sungai dunia dan buah-buahan akan tunduk kepada Dajjal; maka barangsiapa mau mengikuti dia, ia akan memberi makan kepadanya dan menjadikan dia seorang kafir dan barang siapa menentang dia, maka persediaan makanannya akan dirampas dan dihentikan mata-pencahariannya” (Kanzul-’Ummal; jilid VII halarnan 2090).

Â

“Ada beberapa kaum yang bersahabat dengan Dajjal akan berkata: “Sesungguhnya kami tahu bahwa Dajjal adalah kafir, tetapi kami bersahabat dengan Dajjal, agar kami dapat makan dari makanannya, dan agar kami dapat memberi makan ternak kami dari pohon­pohonnya” (idem, halaman 2092).

Â

“Dan ia (Dajjal) akan membawa gunung roti, dan sekalian manusia akan mengalami kesukaran, terkecuali orang yang mengikuti dia” (idem, halaman 2104).

Â

V. Partemuan Dajjal dangan roh

Â

“bersama-sama Dajjal akan dibangkitkan setan-setan yang rupanya mirip dengan orang-orang yang telah meninggal, apakah itu ayah ataukah saudara” (idem, halaman 2065).

Â

“Setan-setan yang rupanya mirip dengan orang yarg telah meninggal akan menyertai Dajjal, dan mereka akan berkata kepada orang yang masih hidup: Kenalkah engkau padaku? Aku adalah saudaramu; aku adalah ayahmu; atau aku adalah salah seorang kerabatmu” (idem, hal. 2078).

Â

“Bersama-sama Dajjal akan dibangkitkan setan-setan yang akan bercakap-cakap dengan manusia” ( idem, halaman 2104).

Â

VI. Kaum Yahudi di belakang Dajjal

Â

“Dan di belakangnya ialah Dajjal yang bersama-sama dia adalah tujuh puluh ribu orang Yahudi” (idem, halaman 2028)

Â

“Kebanyakan orang yang mengikuti Dajjal ialah kaum Yahudi, para wanita, dan rakyat jelata” (Kanzul-’Ummal, jilid VII, hal. 2065).

“Kebanyakan orang yang menyertai Dajjal ialah kaum Yahudi, dan para wanita” (idem, halaman 2214).

Â

“Dajjal musuh Allah, akan muncul dan dia akan disertai oleh bala tentara yang terdiri dari kaum Yahudi dan segala macam bangsa” (idem, halaman 2974).

Â

VII. Pengaruh Dajjal Terhadap Wanita

Â

“Dan orang yang paling akhir yang mendatangi Dajjal ialah kaum wanita, sampai-sampai seorang pria mendatangi ibunya, anaknya perempuan, saudaranya perempuan dan bibinya, lalu mengikat mereka, agar mereka tak datang kepada Dajja!” (idem, hal. 2116).

Â

VIII. Dajjal dan anak-anak yang tidak sah

Â

“Awas! Kebanyakan kawan dan pengikut Dajjal ialah kaum Yahudi dan anak-anak yang tidak sah” (idem, halaman 2998)

Â

IX. Laki-laki sperti wanita, dan wanita seperti laki-laki

Â

“Dan para wanita akan tampak seperti laki-laki dan laki-laki akan nampak seperti wanita” (idem, halaman 2998)

Â

X. Penyembuhan Ajaib

Â

“Dan Dajjal akan menyembuhkan orang buta, orang sakit lepra, dan akan menghidupkan orang mati” (idem; halaman 2080)

Â

XI. Bisikan Jahat Dajjal

Â

“Barangsiapa mendengar perihal Dajjal, hendaklah menyingkir daripadanya. Demi Allah! Orang akan mendatangi Dajjal, dan ia menyangka bahwa dia adalah orang mukmin, dan ia akan mengikuti dia (Dajjal) karena sak wasangka yang ditimbulkan dalam batinnya” (Kanzul-’Ummal, jilid VII, halaman 2057)

Â

XII. Munculnya Dajjal

Â

“Ia (Dajjal) akan berkata: Apabila rantai yang mengikat aku ini lepas, aku tak akan membiarkan sejengkal tanah pun yang tak di­injak oleh kakiku, terkecuali kota suci Madinah” (idem, halaman 2991 )

Â

“Dan tak sejengkal tanah pun di muka bumi ini yang tak dikuasai oleh Dajjal, terkecuali kota Makkah dan Madinah” (idem, hal. 2028).

Â

“Dan tak lama lagi, aku (Dajjal) akan diizinkan keluar, maka aku akan keluar dan mengadakan perjalanan di muka bumi, dan tak satu tempat-tinggal pun yang tak kusinggahi selama empat puluh malam, terkecuali Makkah dan Madinah” (idem, halaman 2988).

Â

17. SORGA DAN NERAKA DAJJAL

Â

Menurut Hadits, tanda Dajjal yang paling besar adalah bahwa ia akan membawa sorga dan neraka. Apa yang pertama kali harus diingat sehubungan dengan ini ialah, apabila dalam suatu Hadits, kata-kata jannah dan nar dipakai untuk menunjukkan sorga dan neraka Dajjal, maka di lain Hadits, sorga dan neraka Dajjal itu dinyatakan dengan kata-kata lain. Misalnya, sebagai pengganti kata-kata sorga dan neraka Dajjal, digunakanlah kata-kata ma’ (air) dan nar (api); dan di lain Hadits digunakan kata-kata nahar (sungai) dan nar (api). Lalu di lain Hadits digunakan kata-kata dua sungai, sungai air dan sungai api.

Â

Kemudian ada Hadits lagi yang menerangkan, bahwa Dajjal akan membawa “Gunung roti dan sungai air”. Bahkan ada Hadits lagi yang sebagai pengganti kata-kata sorga dan neraka Dajjal, digunakan kata-kata “dua gunung; yang satu penuh dengan tumbuh­tumbuhan dan buah-buahan dan air, sedang yang lain, penuh dengan api dan asap.

Â

Dari uraian tersebut, terang sekali bahwa kata jannah dan nar tidaklah berarti Sorga dan Neraka yang sesungguhnya; demikian pula kata-kata sungai, api , asap, gunung roti, dll, janganlah diartikan secara harfiyah. Semuanya itu adalah kata ibarat; misalnya kata jannah, ini mengibaratkan melimpahnya persediaan bahan-makanan, kesenangan dan kemewahan, sedang kata nar mengibaratkan kurangnya bahan ­makanan dan kesenangan hidup. Adapun maksud sebenarnya ialah, barangsiapa mengikuti Dajjal, ia akan hidup mewah, dan barang siapa menentangnya, ia tak akan mempunyai persediaan bahan-makanan.

Â

Bandingkanlah keadaan kehidupan dua bangsa, yaitu bangsa-bangsa Islam yang hidup serba kekurangan, dan bangsa-bangsa Nasrani yang hidup serba mewah; dan inilah yang dimaksud dengan sorga dan neraka Dajjal. Kata-kata sorga dan neraka tidaklah berarti bahwa Dajjal benar-benar membawa sorga dan neraka seperti pedagang membawa barang dagangannya. Namun yang sebenarnya dimaksud ialah bahwa Dajjal akan

menguasai sorga dan neraka sebagaimana diterangkan dalam Hadits berikut ini:

Â

“Sungai dan buah-buahan dunia akan tunduk kepadanya”.

Â

Inilah arti yang sebenarnya dari kata-kata itu, yakni bahwa segala macam persediaan yang mendatangkan kesenangan, kemewahan dan kenikmatan hidup di dunia, semuanya dikuasai oleh Dajjal. Dan inilah yang disebut sorga Dajjal bagi orang yang picik pandangannya; akan tetapi sebenarnya, ini semua disebut neraka, karena siapa saja yang tenggelam dalam kesenangan hidup seperti berdansa, bersenang-­senang, bersukaria, melihat theater, bioskop, pergaulan bebas antara pria dan wanita, minum, berjudi, melacur, pasti tidak ingat kepada Allah.

Â

Akibatnya jiwanya menjadi rusak; dan inilah neraka yang sebenarnya; dan sekalipun tidak terlihat oleh mata jasmani, tetapi di Akhirat akan nampak dengan terang. Sebaliknya apa yang disebut neraka Dajjal yang berupa kehidupan yang tidak diliputi oleh kesenangan duniawi, adalah Sorga yang sebenarnya, karena semakin orang tidak tenggelam dalam kesenangan duniawi, semakin besar pulalah keuntungan rohaninya, sehingga ia dapat terus meningkat sampai mencapai hubungan dengan Allah. Jadi sorga Dajjal itu terdiri dari kesenangan jasmani, yang diperoleh dengan mengorbankan kehidupan rohani. Barang siapa tenggelam dalam hidup senang, ia akan kehilangan kesenangan di zaman yang akan datang.

Â

18. KECEPATAN DAJJAL, KENDARAAN DAJJAL DI DARAT, DI LAUT DAN DI UDARA.

Â

Tatkala Nabi SAW ditanya, bagaimanakah kecepatan perjalanan Dajjal, Beliau menjawab sbb: “Kecepatan Dajjal adalah seperti awan yang ditiup angin”. Pada waktu Nabi SAW mengucapkan kata-kata ini, tampaknya seperti dongeng saja, atau ucapan yang berlebih-lebihan. Akan tetapi pada dewasa ini kapal-udara terbang melebihi kecepatan angin.

Â

Selanjutnya Nabi SAW bersabda sbb: “Bumi akan digulung untuknya “. Ini berarti Dajjal akan bergerak begitu cepat seolah-olah bumi yang luas ini kelihatan ciut. Gerakan Dajjal melalui udara dikatakan sebagai berikut: “la akan menggenggam awan di tangan kanannya”. Artinya ia akan terbang menembus dan di atas awan. Selanjutnya Nabi Suci menerangkan bahwa “Dajjal akan meloncat-loncat di antara bumi dan langit”. Semua ini mengisyaratkan perjalanan Dajjal melalui udara. Lebih lanjut diterangkan bahwa Dajjal akan bergerak begitu cepat hingga ia:

Â

“Mendahului matahari di tempat terbenamnya”

Â

Pada dewasa ini kapal-udara terbang lebih cepat dari jalannya matahari; orang yang berangkat dari Timur pada pagi hari, akan sampai di Barat sebelum matahari terbenam. Penerbangan dari Calcuta ke Bombay atau dari Lahore ke Karachi, hanya memakan waktu beberapa jam saja. Siapa tahu orang akan terbang lebih cepat lagi daripada keadaan sekarang. Selanjutnya diterangkan bahwa “lautan hanya sedalam mata-kaki Dajjal” Hal ini terjadi sungguh-sungguh dengan gerakan kapal selam di bawah permukaan laut.

Â

Kendaraan Dajjal disebut keledai, karena keledai digunakan untuk mengangkut orang dari sini ke sana, dan pula digunakan untuk mengangkut muatan bagi manusia. Akan tetapi keledai Dajjal bukanlah keledai sungguh-sungguh, karena keledai ini digambarkan mempunyai telinga yang jaraknya tujuh puluh yard dan warnanya putih mengkilat. Gambaran ini sebenarnya untuk melukiskan kereta-api.

Â

Adapun Hadits yang menerangkan satu langkah Dajjal akan mencapai jarak perjalanan sehari semalam, ini berarti bahwa jarak yang diternpuh sehari semalam, itu hanyalah satu langkah saja bagi Dajjal. Hendaklah diingat bahwa gambaran tentang kemampuan Dajjal menundukkan alam tidaklah sekali-kali dimaksud untuk mengutuk perbuatan Dajjal, tetapi untuk menunjukkan bahwa Dajjal mempunyai anggapan sebagai orang yang paling kuasa, dan lupa akan kedudukannya sebagai hamba Allah yang hina. Jadi yang dikutuk ialah pengakuan Dajjal bahwa ia mempunyai kekuasaan Ketuhanan.

Â

19. DAJJAL MENGELUARKAN KEKAYAAN BUMI

Â

Dalam Hadits diterangkan bahwa kekayaan bumi akan mengikuti Dajjal. Ini mengisyaratkan penemuan orang-orang Eropa akan kekayaan bumi yang terpendam. Dimana ada kekayaan bumi yang terpendam, baik yang berupa mas, perak, besi, batubara, minyak dan bahan-bahan mineral, pasti diketemukan oleh orang-orang Eropa.

Â

Semua kekayaan itu, baik di Barat maupun di Timur, diusahakan oleh orang-orang Eropa. Setelah dikeluarkan dari perut bumi, bahan-bahan itu dibuat barang-­barang yang oleh bangsa Eropa digunakan untuk menjajah bangsa lain di dunia. Selain itu mereka mengusahakan daerah padang pasir yang tandus dijadikan daerah yang subur dengan memberinya saluran air.

Â

Singkatnya, semua kekayaan bumi baik yang berupa mineral maupun hasil tanaman, dikuasai oleh bangsa-bangsa Eropa. Semua kekayaan mengikuti Dajjal, dan keuntungan bangsa-bangsa Eropa semakin bertambah, sedangkan bangsa-bangsa lain di dunia hanya dijadikan buruh mereka untuk menghasilkan bahan-bahan mentah guna kepentingan industri mereka.

Â

Sejumlah besar mas dan kekayaan dunia baik di India, di Afrika dan negara-negara Timur, semuanya dikuras habis untuk ditumpuk di Eropa dan Amerika. Alangkah hebatnya ru’yah Nabi SAW tigabelas abad yang lampau tentang keadaan yang kita alami sekarang ini. Alangkah baiknya jika ru’yah itu diberitahukan kepada orang-orang yang disesatkan oleh kekayaan, kemewahan dan kekuasaan bangsa­-bangsa Eropa, hingga bertekuk lutut di hadapan mereka. Hendaklah mereka suka merenungkan ketajaman penglihatan rohani Nabi SAW yang beberapa ratus tahun sebelumnya, dapat melihat gambaran dunia sekarang ini dengan segala perinciannya sehingga beliau mampu memberi gambaran yang jelas kepada bangsa Arab ketika itu.

Â

20. KAWAN-KAWAN DAJJAL HIDUP SENANG, DAN MUSUH­

MUSUH DAJJAL HIDUP SENGSARA.

Â

Sudah terang bahwa memeluk agama Dajjal adalah cara yang sebaik-baiknya untuk menghormati dan bersahabat dengan Dajjal. Hadits yang menerangkan bahwa pengikut-pengikut Dajjal akan senang hidupnya, ini berlaku pula bagi orang-orang yang bersumpah setia kepadanya. Ambillah misalnya keadaan di lndia. Orang-orang yang sebelum masuk Kristen termasuk golongan rakyat yang hidup sengsara, kini mereka menjadi orang-orang kaya dan berkedudukan tinggi.

Â

Kekayaan yang diambil dari segala penjuru dunia dan ditumpuk di Eropa dan Amerika; jika ini akan diambil sedikit untuk negara-negara lain di dunia; maka pertama-tama, bagian itu dibagikan kepada negara-negara Timur yang menganut agama Dajjal dengan memberikari kepada mereka gaji-gaji yang memuaskan. Alangkah benarnya gambaran Hadits tentang hal ini:

Â

“Ia (Dajjal) akan membawa gunung-roti, semua orang menderita kesukaran, kecuali orang-orang yang mengikutinya”.

Â

Sungguh benar bahwa jaminan yang terbaik bagi keamanan ekonomi sekarang ini ialah memeluk agama Kristen. Orang-orang yang tak mau mengambil jalan ini dan tak mau hidup rukun dengan mereka, pasti akan mengalami kehidupan yang sukar dan sengsara. Alangkah benarnya gambaran yang diberikan oleh Nabi SAW:

Â

“Barang siapa mengikuti Dajjal, ia akan diberi makan, akan tetapi ia dijadikan kafir” (Kanzul-’Ummal, jilid VII, halaman 2104).

Â

Lepas dari orang-orang yang sepenuhnya menganut agama Dajjal, ada pula orang yang bermain-mata dan mengambil muka dengan Dajjal, hanya karena mengejar uang semata-mata. Inilah golongan manusia yang dituju oleh Hadits berikut ini :

Â

“Kami bersahabat dengan Dajjal, sekalipun kami tahu bahwa ia kafir. Kami bersahabat dengan Dajjal agar kami dapat makan dari Persediaannya.”

Â

Inilah hamba-hamba perut yang menari-nari menurut irama Dajjal. mereka mengerjakan hal-hal yang bertentangan dengan agama, bangsa dan negara, hanya karena sesuap nasi. Tujuan Dajjal memberi makan orang-orang ini ialah agar mereka menjadi orang yang tak beragama, sekalipun Dajjal tak berhasil memasukkan mereka dalam agamanya; setidak-tidaknya Dajjal berhasil membikin mereka acuh-tak acuhterhadap agama mereka sendiri. Jika tidak demikian, apakah tujuan missi Kristen dan sekolah-sekolah dan perguruan tinggi? Sebenarnya sistem pendi­dikan yang diberikan kepada anak-anak kita, itu hanya bertujuan untuk memisahkan mereka dari agama dan Allah. Dan apakah yang dijadikan daya-penarik pendidikan ini? Tiada lain hanyalah diberinya mereka hak untuk mendapatkan pekerjaan, jadi kembali lagi kepada persoalan perut dan roti.

Â

Â

21. PERTEMUAN DAJJAL DENGAN ARWAH ORANG-ORANG YANG SUDAH MENINGGAL DAN PERCAKAPAN DAJJAL DENGAN MEREKA.

Â

Walaupun Dajjal amat sibuk dalam urusan duniawi, namun Dajjal tak mengabaikan bisikan kodrat yang membisikkan kehidupan di luar dunia. Maka dari itu Dajjal memperlihatkan perhatiannya di lapangan ini, yang lazim disebut “Spritisme”. Di lapangan ini Dajjal mengaku mempunyai ilmu bagaimana caranya agar orang dapat berhubungan dengan arwah orang-orang yang sudah mati, dan bagaimana bercakap-cakap dengan mereka. Hadits berikut ini menerangkan tentang perbuatan yang luar biasa ini:

Â

“Bersama-sama Dajjal akan dibangkitkan setan-setan yang rupanya mirip dengan orang-orang yang telah meninggal, apakah itu ayah ataukah saudara mereka”.

Â

Hadits lain lagi:

Â

“Setan-setan akan bercakap-cakap dengan manusia”.

Â

Selain setan-setan itu mirip rupanya dengan orang-orang yang sudah meninggal, mereka dapat pula bercakap-cakap dengan manusia. Apa yang dilukiskan oleh Nabi SAW ini yang dapat disebut gerakan “spiritisme” sungguh-sungguh membuktikan hebatnya ramalan beliau.

Â

Orang yang berkecimpung dalam gerakan ini tahu benar bagaimana mengatur ruangan yang khusus dipersiapkan untuk ini, dan bagaimana mengatur penerangan lampu yang digunakan khusus untuk ini. Kemudian bagaimana caranya melaksanakan apa yang disebut medium yang dapat mewujudkan bayangan arwah orang-orang yang sudah meninggal, yang bercakap-cakap dengan manusia; mereka kelihatan sebentar, lalu menghilang lagi.

Â

Dan orang-orang yang menghadiri pertemuan ini kadang-kadang mengalami perubahan pikiran, seperti halnya orang-­orang India yang diubah pikirannya sehingga mereka melihat perwujudan arwah, yang asalnya hanya dari angan-angan mereka sendiri. Apakah “Spiritisme” itu mengandung kebenaran atau tidak adalah soal lain. Adapun yang kami persoalkan ialah bahwa Nabi SAW telah memberi gambaran yang benar tentang ilmu sihir (magi) yang dilakukan oleh Dajjal, yang diramalkan oleh beliau dengan kata-kata yang terang, lima belas abad yang lampau.

Â

22. KEKUATAN YAHUDI DI BELAKANG DAJJAL.

Â

Ramalan Nabi SAW tentang Dajjal adalah bukti yang mengagumkan tentang hebatnya ru’yah beliau mengenai peristiwa yang akan terjadi di kemudian hari. Dalam Hadits diterangkan bahwa beliau menunjuk Gereja sebagai tempat Dajjal, dan Al-Qur’an juga memberi petunjuk tentang identitas Dajjal dengan kata-kata sbb. “Dan agar ia memberi peringatan kepada orang-orang yang berkata bahwa Allah mempunyai Putera.” (18:4).

Â

Adapun kebencian orang-orang Yahudi terhadap Nabi Isa, Al-Qur’an menguraikan begitu jelas, hingga Al-Qur’an menyebut-nyebut surat tulisan kaum Yahudi yang menodai kesucian Siti Maryam, Ibu Nabi Isa. Qur’an berfirman sbb:

Â

“Dan ucapan mereka terhadap Maryam adalah fitnah yang besar” (4: 156).

Â

Sikap permusuhan kaum Yahudi terhadap Nabi Isa adalah yang paling besar yang pernah dilancarkan oleh suatu bangsa terhadap seseorang. Sifat permusuhan yang abadi ini diuraikan dalam Al-Qur’an sbb:

Â

“Kami bangkitkan sikap permusuhan di antara mereka sampai Hari Kiyamat” (5:14).

Â

Kaum Yahudi mengalami bermacam-macam penindasan, baik di zaman Nabi Suci maupun sebelum beliau, dan penindasan ini berlangsung terus sampai lama sesudah beliau. Bahkan dapat dikata sampai muncul Dajjal, kaum Yahudi tetap mengalami penindasan oleh kaum Nasrani. Namun demikian Nabi Suci meramalkan sbb:

Â

“Dajjal akan disertai oleh tujuh puluh ribu orang Yahudi.”

Â

“Kebanyakan orang yang mengikuti Dajjal ialah kaum Yahudi.”

Â

“Dajjal musuh Allah, akan muncul dan akan disertai oleh balatentara yang terdiri dari kaum Yahudi.”

Â

Hendaklah diingat bahwa tak ada Hadits satupun yang menerangkan bahwa Dajjal adalah orang Yahudi. Sebaliknya Hadits menerangkan bahwa Dajjal adalah identik dengan kaum Nasrani. Selain itu Al-Qur’an menerangkan bahwa kaum Nasrani selalu lebih unggul daripada kaum Yahudi:

Â

“Dan aku akan membuat orang-orang yang mengikuti engkau (Nabi Isa) melebihi orang-orang kafir, sampai Hari Kiyamat” (3:54).

Â

Namun kita dihadapkan dengan kenyataan yang paling aneh, yakni bahwa Pemerintahan Kristen sangat bergantung kepada bantuan kaum Yahudi. Para Menteri dari pemerintahan Negara Kristen yang besar-besar, mengerjakan begitu saja apa yang diminta oleh orang­orang Yahudi. Adapun sebabnya tidak sukar dicari. Kaum Yahudi mempunyai banyak uang untuk membantu Pemerintahan Kristen. Bahkan Pemerintah Inggris yang begitu jayapun membantu kepentingan Yahudi untuk menghancurkan kaum Muslimin di Palestina.

Â

Kaum Muslimin di Palestina dibikin melarat, hingga ladang-ladangnya terpaksa dijual kepada orang-orang Yahudi yang berdiam di sana dalam jumlah besar. Perkataan “tujuh puluh ribu orang Yahudi” dalam hadits ini mengandung arti jumlah yang besar. Sebagaimana kita maklum, bahasa Arab “tujuh” atau “tujuh puluh” itu digunakan untuk menunjukkan jumtah yang besar. Jadi, tujuh puluh ribu orang Yahudi ini artinya banyak sekali kaum Yahudi yang mau bekerja-sama dengan Dajjal. Jika penduduk dunia tak tahu bagaimana kaum Yahudi secara diam-diam membantu Pemerintah Inggris dan Pemerintah Barat lainnya, atau bagaimana Pemerintah Inggris membantu kaum Yahudi, maka tindakan Pemerintah Inggris memindahkan bangsa Yahudi ke Palestina sudah cukup sebagai bukti benarnya ramalan Nabi SAW tentang adanya persekutuan rahasia ini.

Â

Namun demikian, gabungan kekuatan antara kaum Yahudi dan kaum Kristen Eropa tak sekali-kali menggentarkan kaum Muslimin, asalkan kaum Muslimin menyadari sepenuhnya bahwa Nabi SAW disamping meramalkan adanya kekuatan gabungan yang menakutkan ini, beliau tiga belas abad yang lampau juga meramalkan bahwa pada akhir zaman, Islam akan memperoleh kemenangan di atas sekalian agama di dunia.

Â

23. PENGARUH DAJJAL TERHADAP WANITA.

Â

Dalam Hadits diterangkan bahwa Dajjal tidaklah kecil pengaruhnya terhadap kaum wanita. Kenyataan menunjukkan bahwa walaupun manusia mempunyai kesanggupan untuk berbuat baik, namun pelaksanaannya harus disertai dengan usaha keras seakan-akan harus mendaki puncak gunung. Tetapi tidak demikianlah halnya perbuatan buruk. Tanpa susah payah sedikitpun, manusia selalu siap dan tak segan-segan melakukan perbuatan yang merusak moral dan perbuatan biadab.

Â

Celakanya pada dewasa ini Eropalah yang membuka pintu segala macam godaan berupa pergaulan bebas yang melebihi batas antara pria dan wanita. Adegan­-adegan yang membangkitkan nafsu birahi, baik yang dipentaskan dalam panggung maupun di layar putih, menyebabkan tempat-tempat yang menggiurkan itu banyak dikunjungi orang, terutama para pemuda. Gambar­gambar cabul, tarian telanjang, pakaian wanita setengah tetanjang, semua kejahatan yang ditimbulkan oleh hidup berfoya-foya ini menyebabkan jiwa manusia cepat menjadi rusak. Rusak badannya, demikian pula rusak moralnya.

Â

Meluncur ke bawah adalah lebih mudah daripada naik ke atas. Kejadian-kejadian tersebut buruk sekali pengaruhnya terhadap karakter bangsa kita sendiri. Perbuatan orang-­orang Eropa yang tak pantas itu, makin lama makin dianggap tak menjijikkan lagi oleh bangsa kita. Pelacuran dan segala pendahuluannya tak memuakkan perasaan kita lagi. Perbuatan mesum ini, yang cepat sekali menjalarnya di kalangan kaum pria, kini mulai menjalar di kalangan kaum wanita.

Â

Tepat sekali sabda Nabi SAW sbb:

“Orang terakhir yang akan datang kepada Dajjal adalah kaum wanita.”

Â

Memang sifat pemalu kaum wanita dapat lama bertahan menghadapi godaan Dajjal. Akan tetapi sekarang mereka sudah jatuh menjadi korban godaan Dajjal, dan sekalipun di negeri kita belum begitu memuncak seperti di Eropa, namun sekarang banyak wanita Timur yang mengucapkan selamat tinggal kepada kesopanan Islam dan berganti menggunakan kesopanan setengah-telanjang ala barat. Mereka bukan saja mengunjungi tempat-tempat hiburan, melainkan mereka sudah mulai ikut-ikutan berdansa.

Â

Apabila pengaruh Dajjal sudah tak terkendalikan lagi dan kebudayaan Islam sudah diganti dengan kebudayaan Barat, pasti akan tiba saatnya bahwa di negara kita seperti halnya di negara Eropa, pelacuran dan segala pendahuluannya, bukan lagi hal yang memuakkan batin kita. Memang benar bahwa agama Islam tak menyuruh kaum wanitanya supaya menyendiri di kamar, dan memakai selubung seperti wanita di India atau di tanah Arab.

Â

Sebaliknya Islam merigizinkan kaum wanita keluar untuk bekerja, berdagang, mendatangi suatu keperluan, memenuhi tugas sosial, ekonomi dan keperluan lainnya. Wanita dapat bekerja sebagai buruh, sebagai pedagang, dan sebagai prajurit. Akan tetapi dengan segala kebebasan bergerak, Islam tak mengizinkan pergaulan bebas antara pria dan wanita, demikian pula tak mengizinkan memakai pakaian yang tak sopan jika berkumpul bersama kaum pria dalam suatu keperluan. Kaum wanita dilarang mempertontonkan kemolekan tubuhnya yang dapat menggiurkan kaum pria. Cara-cara memperlihatkan kemolekan dan pergaulan-bebas inilah ciri-ciri khas Dajjal dalam pergaulan, yang buruk sekali pengaruhnya terhadap wanita Islam yang bermartabat tinggi.

Â

24. DAJJAL DAN ANAK YANG TIDAK SAH.

Â

Hubungan bebas yang tidak sah dan melebihi batas antara pria dan wanita, menyebabkan kejalangan, dan menyebabkan bertambahnya anak-anak yang tidak sah (anak-anak zina), dan ini adalah ciri khas kota-kota besar di Eropa dan Amerika. Dalam ru’yah Nabi Suci melihat hubungan sex yang tidak sah yang membuntuti materialisme:

Â

“Awas! Sebagian besar kawan dan pengikut Dajjal adalah kaum Yahudi dan anak-anak yang tidak sah.”

Â

Sejumlah besar anak-anak zina ini dilindungi oleh undang-undang yang mengesahkan anak-anak itu. Misalnya, seorang wanita mengandung karena hubungan yang tidak sah, akan tetapi sebelum bayi lahir, mereka melangsungkan pemikahan, maka bayi itu dianggap sah. Sampai-sampai undang-undang itu begitu lunak, hingga apabila pria dan wanita yang berbuat mesum melangsungkan perkawinan di sembarang waktu, maka anak-anak yang dilahirkan sebelum perkawinan, semuanya dianggap sah.

Â

Akan tetapi kendati undang-undang itu lunak sekali, namun di kota-kota Eropa (dan Amerika), masih terdapat banyak anak-anak yang tidak sah, sekalipun ditinjau dari undang-undang yang lunak ini. Bahkan anak-anak yang lahir dalam keadaan perang, diberi julukan sebagai “anak pahlawan”. Jika orang mau meninjau betapa merajalela pergaulan bebas antara pria dan wanita di Eropa dan Amerika, orang dapat meramalkan bahwa tak lama lagi penduduk daerah ini akan berpaling dari jalan benar dan kembali kepada kehidupan biadab bagaikan binatang, sepanjang mengenai hubungan sex antara pria dan wanita.

Â

25. PRIA SEPERTI WANITA DAN WANITA SEPERTI PRIA.

Â

Tanda-tanda Dajjal lain lagi yang diuraikan dalam Hadits ialah bahwa wanita akan seperti pria, dan pria akan seperti wanita. Seperempat abad yang lalu, hal ini masih sukar dimengerti. Akan tetapi sekarang ramalan ini terjadi sungguh-sungguh, yakni bahwa wanita memakai cara-cara kaum pria, misalnya memotong rambut, memakai celana dan sebagainya, sedangkan kaum pria memakai cara-cara kaum wanita, misalnya berambut gondrong, memakai bedak, kalung, gelang dan sebagainya. Parobahan dalam hal kelakuan dan kebiasaan ini begitu jauh, hingga kadang-kadang sukar dibedakan antara wanita dan pria.

Â

Sabda Nabi SAW:Â “Wanita akan nampak seperti pria dan pria akan nampak seperti wsnita, ini terjadi sungguh-sungguh.

Â

26. PENYEMBUHAN AJAIB

Â

Akan tetapi disamping meramalkan keburukan, Nabi SAW meramalkan pula kebaikan Dajjal. Di satu fihak, dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang menerangkan bahwa bangsa-bangsa Dajjal memperoleh kemajuan besar di lapangan usaha dan lapangan industri (18:104), dan membuat muka bumi nampak indah (18:7); dan di lain fihak, ada sebuah Hadits yang menerangkan bahwa bangsa Dajjal akan menyembuhkan penyakit secara ajaib :

Â

“Ia (Dajjal) akan menyembuhkan orang buta, orang sakit lepra, dan menghidupkan orang mati.” (Kanzul-’Ummal, jilid VII Halaman. 2080)

Â

Di sini yang dimaksud “menghidupkan orang mati” ialah menyembuhkan penyakit yang tak dapat disembuhkan, seakan-akan Dajjal dapat menghidupkan orang mati. Sungguh benar bahwa dalam soal pengobatan, bangsa Dajjal memperlihatkan keluarbiasaannya, dan ini adalah hasil yang patut dipuji. Akan tetapi menurut Hadits, hal ini termasuk salah satu fitnah Dajjal, seperti halnya kecepatan dan kendaraan Dajjal, di darat, di laut dan udara. Karena dengan kemajuan yang luar biasa ini, bangsa Dajjat berpikir bahwa mereka lebih unggul dari bangsa-­bangsa lain di dunia; pengakuan mereka memiliki kekuatan yang luar biasa ini, hampir tak ada bedanya dengan pengakuan sebagai Tuhan. Selain itu, kemajuan-kemajuan mereka di lapangan kebendaan, menyesatkan manusia dari segi kehidupan rohani.

Â

27. BISIKAN JAHAT DAJJAL

Â

Dari uraian tersebut, terang sekali bahwa Dajjal tak akan menyesatkan orang dengan paksa, melainkan dengan membujuk mereka agar mereka terpikat oleh gemerlapnya barang-barang duniawi dan kesenangan yang melimpah-limpah, demikian pula dengan mempengaruhi orang melalui hasil pengolahan kekayaan alam dan ilmu pengetahuan yang luar biasa. Akan tetapi dalam Hadits, Nabi SAW menjelaskari hal ini sbb:

Â

“Barang siapa mendengar perihal Dajjal, hendaklah menyingkir dari padanya. Demi Allah, orang akan datang kepadanya, dan mengira bahwa ia adalah mukmin, namun ia mengikuti dia (Dajjal) karena keragu-raguan yang ditimbulkan oleh dia (Dajjal) dalam batinnya.” (Kanzul-’Ummal, jilid VII, halaman 2057).

Â

Jika orang suka menyelidiki persoalan ini, maka terang sekali bahwa tipu muslihat yang digunakan oleh bangsa-bangsa Barat tak ada taranya dalam sejarah dunia. Dengan cara-cara yang halus, mereka meniupkan bisikan jahat ke dalam batin manusia, sehingga pikiran menjadi goncang karenanya.

Â

Ambillah misalnya masalah pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses yang dapat membikin jiwa manusia lurus atau tak lurus. Akan tetapi bangsa-bangsa Barat mengarahkan jalannya pendidikan begitu halus, hingga mereka dapat membuat jiwa para pelajar tak menta’ati agama dan kebudayaan mereka sendiri, sekalipun alasan yang digunakan untuk tujuan itu bertentangan dengan agama Nasrani.

Â

Mereka (bangsa Barat), dapat membawa proses ini begitu rupa, hingga kepercayaan akan adanya Allah, mereka usahakan sekuat-kuatnya sampai timbul keragu-raguan dalam batin para pelajar tentang adanya Allah. Mereka sendiri percaya akan adanya wahyu, Nabi, Hari Kiyamat, namun mereka berusaha sekeras-kerasnya agar jiwa para pelajar tidak percaya kepada itu semua.

Â

Kadang-kadang mereka memberi pujian kepada seseorang atau suatu faham, sekedar untuk memberi kesan seakan-akan orang atau penulis faham itu orang yang jujur; akan tetapi disamping itu, mereka secara halus membuat sindiran dengan maksud agar para pelajar tak menghargai faham atau orang itu. Singkatnya, apa yang kami uraikan di atas mengenai tabiat mereka, kami dapat menarik kesimpulan bahwa Dajjal menyesatkan orang dari jalan benar dengan bisikan jahat, dan inilah ciri khas bangsa-­bangsa Eropa sekarang ini.

Â

28. MUNCULNYA DAJJAL DAN MERAJALELANYA DI DUNIA.

Â

Sebagaimana diterangkan dalam Hadits, Dajjal akan menjelajahi seluruh dunia:

“Tak ada satu tempat pun di dunia yang tidak diinjak dan dilalui oleh Dajjal”.

Â

Hadits lain menerangkan bahwa Dajjal mengucapkan kata-kata sbb:

“Tak ada satu tempat tinggalpun yang tak aku masuki.”

Â

Ini bukan saja menunjukkan penglihatan Nabi SAW yang luar biasa, melainkan pula menunjukkan bahwa Dajjal bukanlah nama or­ang, melainkan suatu bangsa atau segolongan bangsa, yang anggotanya tersebar di tiap-tiap tempat di dunia. Karena jika Dajjal itu orang satu, niscaya ia tidak dapat melaksanakan segala sesuatu yang diramalkan oleh Nabi SAW, sekalipun ia dapat bergerak secepat kilat. Tidak mungkin orang satu dapat membawa sorga dan neraka ke seluruh dunia, lalu membuat pengumuman di mana-mana dan memberi ganjaran kepada orang yang menerimanya, dan memberi siksaan kepada orang yang menolaknya, dan tak satu tempat tinggal pun yang tak dikunjunginya.

Â

Semua pekerjaan ini tak mungkin dilakukan oleh satu orang. Bukan mengenai masalah kecepatan saja, melainkan menyangkut pula beberapa masalah, misalnya dengan cara bagaimana supaya orang-orang mau mengikuti dia dan bagaimana cara memberikan ganjaran dan siksaan. Padahal semua ini harus ia lakukan di tiap-tiap kota dan desa; dan betapapun singkatnya waktu yang ia butuhkan untuk manjalankan penyiaran dan segala tetek-bengek, namun pekerjaan dan perjalanan dari tempat satu ke tempat lain pasti memakan waktu.

Â

Seandainya di tiap-tiap tempat hanya diperlukan satu jam saja, maka untuk mengelilingi 700.000 desa di India saja, ia memerlukan waktu seratus tahun. Dengan demikian ia memerlukan waktu beribu-ribu tahun untuk dapat mengelilingi segala tempat di dunia. Akan tetapi jika semua pekerjaan itu dilakukan oleh suatu bangsa, maka pelaksanaan itu semua bukan saja masuk akal dan dapat dipikul oleh tenaga manusia, melainkan pula fakta-­faktanya sudah kami saksikan dengan mata kepala sendiri; dan ini sekaligus menunjukkan tajamnya penglihatan rohani Nabi Muhammad SAW.

Â

Di satu fihak, kami melihat cepatnya gerakan bangsa-bangsa Eropa; jangankan empat puluh hari, beberapa hari saja sudah cukup bagi mereka untuk mengelilingi dunia. Di lain fihak kami menyaksikan mereka mendatangi dan menguasai tiap-tiap tempat di dunia. Jika pada suatu saat, orang amat terkesan oleh gunung-gunung roti yang dibawa oleh mereka, pada saat yang lain, orang amat tercengang menyaksikan kehidupan yang serba mewah.

Â

Jika pada suatu saat orang melihat bagaimana mereka mengolah kekayaan alam, pada saat yang lain, orang melihat kejanggalan sistim pendidikan mereka yang menyebabkan bejatnya moral dan sikap acuh-tak-acuh terhadap agama sendiri. Jika di satu tempat mereka mendapat simpati karena baiknya pelayanan rumah sakit mereka, di lain tempat mereka menjalankan ilmu kebatinan.

Â

Singkatnya, jika semua pekerjaan itu dilakukan oleh suatu bangsa atau segolongan bangsa, segala sesuatunya menjadi terang dan masuk akal. Akan tetapi jika semua pekerjaan itu dilakukan oleh satu orang, segala sesuatunya akan membingungkan. Misalnya, ramalan bahwa Dajjal akan mengelilingi dan menguasai seluruh dunia. Jika ramalan ini diterapkan kepada satu orang, niscaya orang ini memerlukan bantuan berjuta-juta orang, untuk dapat menguasai sekalian bangsa di dunia. Akhirnya, yang memegang kekuasaan bukanlah satu orang, melainkan sejumlah besar manusia.

Â

Bagaimanapun juga, ramalan bahwa Dajjal akan mendatangi tiap-tiap tempat dan menguasai seluruh dunia, sekarang sudah terpenuhi, dan kita menyaksikan itu dengan mata kepala sendiri, berupa penjajahan bangsa-bangsa Eropa dan merajalelanya di seluruh dunia. Sampai kapankah kita dapat menutup mata dan menunggu-nunggu datangnya Dajjal yang tidak akan timbul kecuali dalam khayalan saja, jika kita tidak mau mengakui kenyataan pahit yang kita hadapi sekarang ini?

Â

Pengertian bahwa seorang Dajjal akan berada di tiap-tiap tempat di dunia dan menaklukkan dunia seorang diri, tak mungkin dapat dibayangkan oleh pikiran manusia, lebih-lebih oleh manusia zaman dahulu yaitu pada zaman Nabi SAW. Akan tetapi jika orang mau menggunakan pikiran yang sehat, orang pasti akan tahu bahwa pada dewasa ini tak ada satu tempat pun di dunia yang Dajjal tak menempati tempat itu.

Â

Tak ada satu tempat pun, baik di hutan maupun di padang pasir, di kepulauan besar maupun di kepulauan kecil, di lembah maupun di gunung yang tak dimasuki oleh Dajjal. Orang yang amat bodoh tak dapat membayangkan bagaimana keadaan yang sebenarnya, tetapi kita melihat hal itu benar-benar terjadi di hadapan mata kita sendiri. Barang siapa mau melihat kejadian ini secara serius, orang pasti akan menundukkan kepala dengan penuh hormat dan kagum kepada Nabi SAW atas tajamnya penglihatan rohani beliau.

Â

29. YA’JUJ WA MA’JUJ DALAM HADITS DAN PERSAMAANNYA DENGAN DAJJAL

Â

Sebagaimana telah kami terangkan, pada bagian terakhir Surat Al-Kahfi, sesudah menerangkan Ya’juj wa Ma’juj, kemudian Al-Qur’an menerangkan tentang bangsa-bangsa Kristen. Ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an tak menaruh perbedaan antara dua bangsa tersebut. Demikian pula diterangkan dengan jelas dalam Bible, bahwa Ya’juj wa Ma’juj itu tiada lain hanyalah bangsa Russia dan bangsa-bangsa Eropa lainnya. Kesalah-pahaman umum tentang Ya’juj wa Ma’juj itu disebabkan karena ada Hadits yang menggambarkan seakan-akan Ya’juj wa Ma’juj itu suatu makhluk yang aneh; akan tetapi banyak pula Hadits yang menerangkan bahwa Ya’juj wa Ma’juj itu manusia biasa.

Â

Nabi SAW bersabda sbb :

“Sesungguhnya Ya’juj wa Ma’uj adalah dari keturunan Adam (Kanzul ‘Ummal, jilid VII halaman. 2158.)

Â

Hadits lain menerangkan bahwa Allah memberitahukan kepada al-Masih sbb:

“Sesungguhnya Aku telah menciptakan segolongan manusia, yang tak seorangpun dapat membinasakan, kecuali Aku sendiri” (Kanzul ‘Ummal, jilid VII, halaman 3021).

Â

Dalam kitab Kanzul ‘Ummal jilid VII, halaman 3032, ada sebuah Hadits yang menerangkan seterang-terangnya bahwa Ya’juj wa Ma’juj adalah keturunan Adam. Kesalah-pahaman tentang hal Ya’juj wa Ma’juj itu barangkali berasal dari suatu Hadits yang menerangkan bahwa Ya’juj wa Ma’juj akan minum semua air di dunia.

Â

Hadits itu berbunyi sbb :

Mereka akan minum semua air di dunia, sampai-sampai apabila mereka melalui sebuah sungai, mereka minum semua airnya dan meninggalkan sungai itu dalam keadaan kering.” ( Kanzul ‘Ummal jilid VII, halaman 2157).

Â

Ada lagi sebuah Hadits yang menerangkan bahwa barisan depan Ya’juj wa Ma’uj akan melintasi Teluk Tiberius dan mereka akan minum semua airnya (Idem halaman 3021). Dan anehnya Hadits Tamim Dari juga menerangkan bahwa Dajjal menanyakan kepada Tamim Dari tentang Teluk Tiberius sbb :

Â

“Ceriterakanlah kepadaku perihal Teluk Tiberius. Adakah air di sana?” (Kanzul ‘Ummal jilid VII, halaman 2027).

Â

Sepintas lalu ini menunjukkan bahwa Dajjal dan Ya’juj wa Ma’juj adalah sama. Adapun yang dimaksud minum air, ialah bahwa mereka akan menguasai semua sumber kehidupan, karena air adalah sumber segala kehidupan. Selanjutnya, adanya kenyataan bahwa ramalan tentang Dajjal dan Ya’juj wa Ma’juj itu dihubungkan dengan datangnya Masih Mau’ud (Masih yang dijanjikan), ini membuktikan bahwa Dajjal dan Ya’juj wa Ma’juj adalah sama. Apalagi jika kita mau berpikir sejenak, maka terang sekali bahwa secara praktis apa yang dilukiskan dalam Hadits tentang mereka adalah sama, hanya kata-katanya saja yang berbeda. Dua-duanya digambarkan akan menjadi penguasa yang pal­ing besar di dunia. Dua-duanya menguasai segala macam. keperluan hidup “dan tak seorangpun dapat mengalahkan mereka.”

Â

Mereka akan membanjiri seluruh muka bumi, dan akan merupakan fitnah yang paling besar bagi kaum Muslimin. Semua ciri-ciri umum ini menunjukkan bahwa mereka adalah sama dan bangsa yang sama, yang ini adalah sesuai benar dengan gambaran sifat-sifat bangsa Eropa. Sebenarnya, diambilnya dua nama itu sekedar untuk menyatakan dua macam aspek tentang keadaan mereka. Mereka diberi nama Dajjal, karena perbuatan mereka ialah menipu orang dengan bahan keperluan hidup, sedangkan nama Ya’juj wa Ma’juj adalah untuk menyatakan kekuatan politik dan militer mereka. Hendaklah diingat bahwa ramalan tentang merajalelanya bangsa-bangsa Nasrani ini diucapkan pada waktu kekuasaan kaum Muslimin menyilaukan kekuasaan lain di dunia.

Â

30. DAJJAL AKAN DIKENAL OLEH SESEORANG DI ANTARA KAUM MUSLIMIN

Â

Sungguh aneh sekati bahwa di satu fihak, tanda-tanda Dajjal dapat dipahami oleh orang-orang biasa, akan tetapi di lain fihak, Hadits menerangkan bahwa banyak sekali orang yang akan jatuh sebagai korban penipuan Dajjal. Jika semua tanda bahwa Dajjal buta mata kanannya, dan mata kirinya gemerlapan bagaikan bintang, dan bahwa kata-kata kafir akan tertulis di atas dahinya yang dapat dibaca oleh setiap orang mukmin, baik ia buta-huruf atau tidak, dan bahwa ia mempunyai keledai aneh yang jarak antara dua telinganya adalah tujupuluh yard, bahwa ia membawa sorga dan neraka, bahwa ia membawa gunung-roti dan sungai, bahwa ia menyuruh awan supaya menurunkan hujan, dan sebagainya; jika semua tanda itu telah terpenuhi, maka tak diperlukan lagi adanya orang diantara kaum Muslimin yang harus memperkenalkan Dajjal dan menyatakan kepada mereka bahwa inilah Dajjal yang Nabi SAW memperingatkannya kepada kita.

Â

Ada sebuah Hadits yang berbunyi sbb:

“Seseorang diantara kaum mukmin akan berkata: ‘Aku akan pergi kepada orang itu untuk melihat apakah dia itu orang yang Nabi SAW memperingatkannya kepada kita ataukah bukan’…”

Â

Jika tanda-tanda Dajjal sudah terlihat seperti yang diramalkan oleh Nabi SAW, mengapa masih diperlukan adanya orang yang harus mengenalnya dan mengumumkan bahwa Dajjal benar-benar sudah datang. Dengan tanda-tanda yang terang itu sudah cukup sebagai bukti bahwa Dajjal sudah datang, dengan demikian tak perlu diterangkan lagi.

Jadi dengan adanya Hadits tersebut, kita dapat menarik kesimpulan bahwa tanda-tanda Dajjal tak dapat diartikan secara wajar, melainkan harus diartikan sebagai kalam ibarat. Untuk ini sangat diperlukan adanya orang yang mempunyai penglihatan tajam yang dapat memahami tanda-­tanda itu, dan menerangkan kapan munculnya Dajjal.

Â

31. SIAPAKAH YANG BERKATA: “INILAH DAJJAL YANG DITERANGKAN OLEH NABI SAW”

Â

Sungguh aneh sekali bahwa orang yang dapat menerangkan bahwa Dajjal dan Ya’juj wa Ma’juj itu sebenarnya bangsa Eropa, adalah orang desa biasa, orang pertapa yang sedikit sekali pengetahuannya tentang masalah dunia. Setengah abad yang lalu tatkala penduduk dunia tak tahu sama sekali akan identitas Dajjal dan Ya’juj wa Ma’juj, bahkan orang tak menduga sama sekali bahwa bangsa-bangsa Eropa yang menguasai seluruh dunia dan yang menjajah negara kita adalah Dajjal dan Ya’juj wa Ma’juj yang diramalkan oleh Nabi SAW. Sebaliknya, orang berpikir bahwa Dajjal adalah makhluk aneh yang bermata satu, yang berkendaraan keledai yang aneh, yang membawa sorga dan neraka dan barang aneh lainnya.

Â

Pada saat orang-orang mempunyai pikiran semacam itu, Allah memberi tahu bahwa Dajjal dan Yajuj wa Ma’juj adalah bangsa-bangsa Eropa yang menguasai seluruh dunia, yang mata duniawinya gemerlapan bagaikan bintang dan yang mata rohaninya buta sama sekali. Selain itu, walaupun seandainya ada yang tahu akan rahasia ini, iapun tak mempunyai keberanian untuk mengatakan itu.

Â

Orang-orang tak tahu bahwa mereka sedang berhadap-hadapan dengan Dajjal, bahkan mereka secara tak sadar menjadi korban tipu muslihat Dajjal, sebagaimana digambarkan dalam Hadits.

Â

Â

32. NABI SAW BERSABDA: IA ADALAH PENGIKUTKU YANG TERDEKAT

Â

Dewasa ini banyak kaum Muslimin, baik golongan terpelajar maupun bukan, terang-terangan menyatakan bahwa Dajjal dan Ya’juj wa Ma’juj yang diriwayatkan dalam hadits itu tiada lain hanyalah bangsa-bangsa Eropa dan Amerika, yang terang-­terangan mengaku mempunyai kekuasaan Ketuhanan, dan bahwa kendaraan mereka yang berupa kereta-api, adalah keledai Dajjal. Pada dewasa ini, banyak kaum Muslimin yang tak ragu-ragu lagi melukiskan bangsa-bangsa Eropa sebagai Dajjal dan Ya’juj wa Ma’juj. Sebagai puncaknya, almarhum Sir Muhammad Iqbal, seorang pujangga Islam yang besar, mengabadikan pengertian ini dalam syairnya yang termasyhur sbb : “Bala tentara Ya’juj wa Ma’juj semuanya telah terlepas. Hendaklah mata kaum Muslimin melihat tafsirnya kata yansilun”.*

Â

“[Kata yansilun artinya mereka mengalir, adalah kata-kata terakhir ayat Al-Qur'an yang menerangkan merajalelanya Ya'juj wa Ma'juj di dunia yang berbunyi sbb: "Sampai tatkala Ya'juj wa Ma'juj dilepas, mereka mengalir dari tiap-tiap tempat yang tinggi (21:96). Mengenai hal ini, kami teringat akan pidato Sir Winston Churchill dalam suatu jamuan yang diadakan o1eh Wali Kota London di Guildhall (Gedung DPR), pada hari Jum'at tanggal 9 Nopember 1951, dalam rangka memasang kembali patung Gog and Magog (Ya'juj wa Ma'juj), yang antara lain berbunyi sbb :

Â

Agaknya mereka (Ya'juj wa Ma'juj) tidaklah menggambarkan keadaan politik dunia sekarang ini yang begitu buruk. Politik dunia, seperti halnya sejarah Ya'juj wa Ma'juj, amatlah kacau dan banyak pertentangan. Namun menurut pikiran saya, masih saja memberi tempat kepada mereka.

Â

Di sebelah sini Ya'juj, dan di sebelah sana Ma'juj. Tetapi awas Wali Kota! Jika anda memasang patung itu kembali, jagalah jangan sampai mereka saling beradu; karena jika terjadi demikian, Ya'juj wa Ma'juj akan hancur berkeping-keping, dan kita akan mulai dari permulaan lagi, dan dimulai dari lubang yang paling bawah." (Majalah Times London, 10 Nop. 1931)…]

Â

33. DAJJAL DIBUNUH, TETAPI YA’JUJ WA MA’JUJ T’IDAK

Â

Sebagaimana kami terangkan di atas, Dajjal dan Ya’juj wa Ma’juj adalah dua macam sebutan untuk menamakan suatu bangsa. Mereka disebut Dajjal karena kebohongan dan penipuan mereka tentang hal agama, sedangkan sebutan Ya’juj wa Ma’juj karena mereka mempunyai kekuasaan politik. Akan tetapi orang akan menjadi bingung mengenai Hadits yang menerangkan Masih Mau’ud akan membunuh Dajjal, menerangkan pula bahwa beliau tak dapat membunuh Ya’juj wa Ma’juj, padahal sebenarnya, jika Dajjal sudah dibunuh, dengan sendiri nya Ya’juj wa Ma’juj akan terbunuh. Namun Hadits itu berbunyi sbb:

Â

“Maka akan diwahyukan kepada al-Masih, bahwa aku telah menciptakan sebagian Hamba-Ku, yang tak seorangpun dapat membunuh mereka kecuali Aku sendiri” (Kanzul-’ Ummal, jilid VII halaman. 3021 ).

Â

Hadits lain lagi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, berbunyi sbb :

Â

“Lalu orang akan datang kepada nabi lsa… Tatkala beliau dalam keadaan demikian, Allah bersabda kepada Nabi lsa: Aku telah menciptakan sebagian hamba-Ku yang tak seorangpun mempunyai kekuatan untuk mengalahkan mereka, maka dari itu bawalah hamba-hamba-Ku ke bukit. Dan Allah akan membangkitkan Ya’juj wa Ma’juj, dan mereka akan mengalir dari tiap-tiap tempat tinggi”. (Misykat, halaman 473).

Â

Sungguh aneh sekali, bahwa sekalipun Dajjal mati terbunuh, dan nafasnya Masih Mau’ud begitu ampuh hingga barang-siapa terkena nafas beliau, ia akan mati seketika itu juga, dan nafas beliau akan mencapai jarak sejauh penglihatan beliau, namun demikian, Ya’juj wa Ma’juj adalah begitu kuat hingga orang yang menyertai Al-Masih diperintahkan supaya mengungsi ke bukit. Bukan Ya’juj wa Ma’juj yang mati terbunuh oleh nafas Al-Masih, melainkan Al-Masih sendiri yang terpaksa mengungsi untuk menyelamatkan diri dari kekuatan mereka yang tak terkalahkan, selanjutnya diterangkan bahwa Al-Masih pun tak mempunyai kekuatan untuk memerangi dan membunuh Ya’juj wa Ma’juj. Lalu, apakah untungnya membunuh Dajjal, jika bangsa yang lebih kuat daripada Dajjal (Ya’juj wa Ma’juj), akan menggantikan kedudukannya ?

Â

Akhirnya, setelah dipertimbangkan masak-masak, hanya ada satu kesimpulan bahwa yang dimaksud membunuh Dajjal bukanlah menyembelih seseorang, karena Dajjal bukanlah orang, melainkan segolongan bangsa, demikian pula bukanlah berarti membinasakan bangsa-bangsa itu, karena sebagaimana kami terangkan di atas, bangsa­ bangsa itu akan tetap ada sampai Hari Kiyamat, dan Al-Masih sendiri diberi tahu oleh Allah melalui wahyu-Nya, bahwa beliau tak dapat mengalahkan mereka. Semua itu menunjukkan seterang-terangnya bahwa kejahatan mereka di lapangan agama, disebut fitnahnya Dajjal, karena mereka menyesatkan manusia dari jalan benar dengan tipu muslihat mereka; sedangkanYa’juj wa Ma’juj memperlihatkan kejahatan mereka dalam bidang politik. Itulah sebabnya mengapa sekalipun Dajjal mati terbunuh, tetapi Ya’juj wa Ma’juj masih tetap hidup.

Â

Kini teranglah bahwa walaupun fitnah Dajjal dalam bidang agama telah dibasmi oleh Masih Mau’ud, namun kejahatan mereka dalam bidang politik tak dapat dibasmi. Untuk membasmi kejahatan mereka dalam bidang politik, akan dilakukan dengan kekuatan lain. Mungkin pembasmian dalam bidang ini akan dilakukan dengan jalan pertempuran diantara mereka sendiri, sebagaimana diuraikan dalam Al-Qur’an sbb:

Â

“Dan pada hari itu, kami akan membiarkan sebagian mereka (Ya’juj wa Ma’juj) bertempur melawan sebagian yang lain” (18:99).

Â

Dengan perkataan lain, mereka akan saling bertempur, sebagaimana telah mereka lakukan dalam dua Perang Dunia. Atau boleh jadi, sebagian besar bangsa-bangsa itu akan terhindar dari kehancuran karena mereka masuk Islam, hal ini diisyaratkan oleh suatu Hadits bahwa pada zaman akhir “matahari akan terbit di Barat”, ini berarti bahwa kebenaran Islam akan nampak di kalangan bangsa-bangsa Barat. Bukanlah omong kosong bahwa dalam ru’yah Nabi SAW melhat Dajjal bertawaf mengelilingi Ka’bah, yang ini mengisyaratkan bahwa akhirnya bangsa-bangsa Eropa akan masuk Islam.

Â

34. GAGASAN NABI SAW UNTUK MENGALAHKAN DAJJAL DENGAN DALIL.

Â

Jika Hadits itu kita baca dengan teliti, niscaya akan bertambah jelas apa yang dimaksud dengan membunuh Dajjal, Hadits-hadits itu berbunyi sbb:

Â

“Apabila ia (Dajjal) muncul, dan aku ada di tengah-tengah kamu, aku akan mengalahkan dia dengan dalil, dan apabila ia muncul sedangkan aku tak ada di tengah-tengah kamu hendaklah tiap-tiap orang berbantah dengan dia” (Kanzul-’Ummal, jilid VII, hal. 2076).

Â

Hadits lain lagi berbunyi sbb:

Â

“Maka apabila ia (Dajjal) muncul dan aku ada ditengah-tengah kamu, aku akan mengalahkan dia dengan dalil atas nama kaum Muslimin; akan tetapi apabila ia muncul sesudahku, hendaklah tiap-tiap orang berbantah dengan dia atas nama sendiri” (kanzul-’Ummal, jilid VII, halaman 2025 dan 2079).

Â

Hadits-hadits tersebut menerangkan seterang-terangnya bahwa apabila Dajjal muncul di zaman Nabi SAW, beliau akan mengalahkan dia dengan dalil. Ini menunjukkan bahwa membunuh Dajjal berarti memberantas kejahatan Dajjal; oleh karena Dajjal menyesatkan manusia dengan tipu-muslihatnya yang halus dan dengan menimbulkan keragu-­raguan dalam batin manusia, maka kejahatan Dajjal hanya dapat diberantas dengan dalil. Maka dari itu, Nabi SAW bersabda bahwa beliau akan mengalahkan Dajjal dengan dalil.

Â

Demikian pula terbunuhnya Dajjal oleh Al-Masih, ini harus diartikan seperti dikalahkannya Dajjal oleh Nabi Suci dengan dalil. dengan perkataan lain, Al-Masih juga akan mengalahkan Dajjal dengan dalil atau menyelamatkan manusia dari fitnah Dajjal dengan jalan dakwah. Bahwa perkataan qotala mempunyai pula arti seperti tersebut di atas, ini diketemukan dalam Kamus Arab. Dalam kitab Nihayah, Kitab Kamus Hadits, di sana diuraikan bahwa kata-kata Qotalallohu Sa dan (yang makna aslinya, semoga Allah membunuh Sa’adj ini berarti dafallohu syarrahu, artinya “semoga Allah mengelakkan kejahatannya”. Hadits tersebut dikutip sehubungan dengan peristiwa Tsaqifah.

Â

Selanjutnya, tatkala orang-orang membicarakan sumpah setia kepada dua Khalifah yang saling bermusuhan, salah seorang berkata sbb: uqtulul – akhira (makna aslinya, bunuhlah khalifah yang lain).

Â

Jika kita ingat akan Hadits lain yang ada hubungannya dengan Hadits tersebut; kita menemukan bukti lagi, bahwa yang dimaksud membunuh Dajjal ialah menangkis kejahatannya. Ada beberapa Hadits yang menerangkan bahwa barang-siapa membaca sepuluh ayat terakhir dari Surat Al-Kahfi, ia akan selamat dari fitnahnya Dajjal. Ini becarti bahwa Dajjal bukan akan membunuh manusia, melainkan akan menyesatkan mereka dari jalan yang benar dengan menimbulkan keragu-­raguan dalam batin mereka.

Â

Oleh sebab itu; supaya orang bisa selamat dari fitnahnya Dajjal, orang dianjurkan supaya membaca ayat-ayat Al-Qur’an.

Â

Setidak-tidaknya jelas sekali bahwa Hadits ini sahih. Fitnahnya Dajjal bukanlah berarti membunuh manusia, melainkan menyesatkan mereka dengan bisikan jahat dan menimbulkan keragu-raguan. Jika demikian itulah yang dimaksud dengan fitnahnya Dajjal, maka cara pemberantasannya harus sama pula. Bacalah sekali lagi Hadits berikut ini :

“Demi Allah! Orang akan datang kepadanya (Dajjal) dengan keyakinan bahwa ia adalah mukmin, akan tetapi ia mengikuti dia; karena keragu-raguan yang ditimbulkan dalam batinnya”.

Â

“Makanan orang Mukmin pada zaman Dajjal adalah makanan para malaikat, yakni memuliakan dan memahasucikan Allah; maka barangsiapa di zaman itu memuliakan dan memaha-sucikan Allah, maka bagi dia, Allah akan menghilangkan kelaparan” (Kanzul­’Ummal, jilid VII, halaman 2041 ).

Â

“Barangsiapa berkata, Allah adalah Tuhanku, dan terus berbuat demikian sampai ia mati, Allah akan menyelamatkan dia dari fitnahnya Dajjal” (idem, jilid VII, halaman 2080).

Â

“Sesungguhnya, Allah akan menyelamatkan orang Mukmin dengan hal yang sama seperti Allah menyelamatkan para malaikat, yakni dengan mengagungkan Allah” (idem, jilid VIII, hataman. 2090).

Â

Dari Hadits-hadits tarsebut terang sekali bahwa orang mukmin akan diselamatkan dari fitnahnya Dajjal dengan jalan mengagungkan Allah. Yang dimaksud makanan orang mukmin pada zaman fitnahnya Dajjal ialah makanan rohani; karena sebagaimana makanan jasmani itu dimaksud untuk memelihara tubuh, makanan rohani itu dimaksud untuk mamelihara jiwa.

Â

Jadi Hadits tersebut menerangkan bahwa manusia akan diselamatkan dari kebejatan moral dan rohani yang dibuat oleh Dajjal dengan penyembuhan rohani, yakni zikir kepada Allah. Memang benar bahwa ada sebuah Hadits yang menerangkan berperang melawan Parsi dan Romawi, akan tetapi Hadits ini mungkin mengisyaratkan Perang Salib, tatkala seluruh bangsa-bangsa Kristen dikerahkan untuk menghancurkan Islam dengan pedang:

Â

Satu hal sudah jelas, bahwa obat yang dapat menyembuhkan orang dari fitnahnya Dajjal yang berhubungan dengan masalah agama, itu bersifat rohani. Dalam sebuah Hadits diterangkan bahwa jika pada waktu munculnya Dajjal Nabi SAW masih hidup, maka beliau akan mengalahkan Dajjal dengan dalil-dalil bahkan beliau menganjurkan agar para pengikut beliau juga berbuat demikian, jika nanti Dajjal muncul sesudah beliau.

Â

Selanjutnya, beliau menganjurkan agar para pengikut beliau membaca Surat Al-Kahfi, yang isinya membahas ajaran Kristen dan sejarah agama Kristen, sudah barang tentu tujuan.beliau ialah agar para pengikut beliau mengumpulkan kekuatan rohani untuk menolak segala bujukan-bujukan duniawi yang disajikan oleh pihak Kristen. Dalam Hadits lain Nabi SAW menganjurkan agar orang banyak berzikir kepada Allah, karena dengan jalan ini orang semakin dekat kepada Allah, dengan demikian ia memperoleh kekuatan rohani. Datangnya Masih Mau’ud mempunyai tujuan yang sama, yakni menghidupkan kembali iman manusia, dan memperbaiki kembali rohani manusia, yang sudah kalut karena merajalelanya peradaban kebendaan.

Â

Jadi yang dimaksud membunuh Dajjal oleh Masih Mau’ud ialah, bahwa propaganda dan pengaruh Dajjal akan ditolak, dan orang-orang akan diselamatkan dari fitnahnya Dajjal.